di ruang tamu.
lampu baru saja meredup lalu mati
juga selimut yang merengkuh tubuhmu kini kau buang
padahal baru saja ku pelukkan
malam begitu mengatup, mengantar
kisahmu kusut menyelip lembut di ujung bibirmu
melengkung cemberut
tak berapa lama,
dalam dengkur kudengar
hujam caci penuh sesak; tak bisa keluar
menyumpal dalam hidungmu
walau sekali hembusan saja aku bisa tahu kawan
peluh di sekujur dahimu
seakan memberitahuku; kau sedang bermimpi ingin bunuh diri
ingin lari. apa dengan sebotol racun juga seutas tali
tak ku tau pasti
rasakan itu semua!
sampai malam benar benar menepi
bukankah hanya mimpi?
jadi tenanglah karena hanya mimpi
ingin kembali kupelukkan tubuhku yang kini menyatu dengan selimut
tapi aku tahu, kau terlalu pelit berbagi perih
hingga asik merangkainya sendiri
jadilah kekuatan yang kini menjelma mukena; tempat auratmu sembunyi
maka kuurungkan saja niatku
mataku layu tanpa permisi
lantas kurebahkan tubuhku, bukan di sampingmu
namun di kamarku
meninggalkanmu
malam sudah menepi, kawan
aku lelap
sampai kamu
membangunkanku lebih dulu
//stywn
Kamis, 22 Juli 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar