kembali aku berpeluk lutut sambil tertunduk
setelah beberapa hari kemarin tak sempat membanting pantatku di trotoar ini
selalu saja ditertawakan waktu yang semakin sombong
yang berlarian mengelilingi tikungan
lalu hilang begitu saja diantara tembok-tembok angkuh.
tak tampak lagi.
yang tersisa hanya suara orang batuk
apa mengutuk?
sementara setumpuk galau yang tadinya hanya bertengger di bibir selokan
mulai basah menyatu dengan jaketku
menjadi stigma yang erat kupeluk.
tanpa rasa pagi mulai melabuh
tapi pandanganku tak jera menyatu dengan roda-roda yang bergelindingan pada jalan satu arah.
roda-roda yang dengan kemujuran nasibnya, dari pada aku,
tersesat tak tau arah
dan aku rindu pada setiap kenangan yang sebentar lagi hilang bersama
angin. berhembus cepat.
meninggalkan aku yang duduk di kota lama.
23.10
Jumat, 04 Juni 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar