Jumat, 04 Juni 2010

di peghujung malam

memang biasanya di waktu yang ini sadarku belum mati.
aku tahu. tapi bukan itu.
bukan masalah sadarku.

kini terasa berbeda, rikala suara penyeru-Nya bergema pada setiap langgar
tutup auratku dengan mukena
dengan mata yang terbakar semangat
tak ubahnya sebilah pedang hendak dihunuskan; kepada jiwa-jiwa yang lalim. meruncing begitu tajam.

karena tadi aku telah bersenggama dengan lail, dan bukan lagi harus terpulas pada pagi yang pelukannya begitu hangat.
dan ini entah yang keberapa, tapi bisa kuhitung jari. aku membuka dengan bertagbir
lalu beruluk salam pada akhir,

disaksikan malaikat dan pencipta alam.


semoga kutemui ketenangan jiwa pada setiap sujudku.

kini
dan nanti


selamanya.




05.03

Tidak ada komentar:

Posting Komentar