Senin, 27 Desember 2010

cinta mati

ihat aku. lihat aku saja.

aku punya semua yang kau butuhkan. aku akan memberikan semua yang kau inginkan. tetaplah di sisiku, jangan pergi. aku tak ingin kau menoleh kearah lain.

lihat aku. lihat aku saja.

janga pernah menghianatiku. terpikir sedikitpun jangan. aku tak bisa membayangkan hidup tanpamu. aku tak akan membagimu untuk siapapun. harusnya kau tau itu.

tapi kenapa kau ak ernah melihat ke arahku?

kau terdiam, menelan sejuta rahasia dalam rongga mulutmu. aku tercekat, tak menyangka begini caramu membalas cintaku. tidak. kau tidak akan lolos semudah itu. kau milikku. tak seorangpun boleh memilikimu selain aku.

cintai aku saja. atau mati.



armaya junior


Kamis, 02 Desember 2010

belum jadi

malam.
dan kita masih beramah di penjamuan ini
tersaji adanya berpiring nasi, berikut dengan beberapa potong ayam

kau berkata, "selalu saja kita berbagi"

"tapi apa hanya ayam dan sepiring nasi? bagaimana dengan yang lain?" tuntutku.

kau pergi. membiarkan malam cepat berlalu, denganku.

dan membiarkan makan malam ini serasa tiada,
atau mungkin belum jadi?

aku pulang

sebetulnya aku masih ingin di sini kawan
akhirakhir ini aku sedikit merasa kalau angin malam begitu lebih ramah diajak bicara

aku bisa memahamimu meskipun kau masih terlalu awam untuk mengerti aku.
memang kudu aku yang begitu

baiklah, aku akan pulang
tapi bukan ke rumah yang kau maksud itu, aku akan tempuh segala jalan, lengkong tikungan, atau apa saja yang bisa untuk aku lintasi

bukankah itu adalah rumahku yang sesungguhnya?



pasar Ngaliyan, 10-9-10
01.21 wib

gerimis redup

:teras rumah


padahal malam belum begitu merapuh
masih terdengar lampulampu jalan, walau kini mulai pingsan

bahkan gerimis yang ini juga turun begitu saja

aku hanya bertengger di dahan batu
sembari bersaksi pada jendela kecil
yang kadang kubukatutup sesuka hatiku

ah indahnya..
bukankah malam ini hanya milikku saja?



Ngaliyan, 11 September 2010

selingkuh

di kamar kosku mulut kita saling memagut

satu per satu kancing kesadaranku mulai kau lepas
kau renggut

malam kini juga mulai lancang mengunci pintu, juga padamkan lampu

seolah olah kembang api dalam pesta selaksa cumbu

"bagaimana jika kekasihmu datang?"
tanyamu dalam bisik

"dia sedang berada dalam kesenangan, jadi tenanglah! dia tak akan kemari."
jawabku sedikit pahit

sampai malam kini mulai lengah
tertidur

kita juga ikut tertidur.

berselimut kain yang kita namai "selingkuh"



Oktober 04:07

vian, sore kemarin

selalu hujan turun dengan cemburu
aku kuyub

pun kutangkap gemuruh menggantung di antara rusuk rusuk
juga resah,
atau entah yang tak berkesudah

padaku,
kau begitu hebat
hingga dengki makin melebat

dariku,
kau begitu bijak
hingga segala ceroboh semakin kuak

tak usah repot repot untuk merasa bersalah
aku cukup tau diri

untuk pergi
lantas ludahi mukaku sendiri







ts

dan aku rindu caramu menipuku

apa lagi yang harus ku imani darimu?
bukankah kau itu pembohong yang kacrut?
bahkan pukulan yang terbungkus dalam pelukanmu itu, masih mengintip di balik tengkukmu.

sudahlah.
aku telah berulangkali memapahmu dalam kubangan lumpur yang ituitu juga.
bagaimana bisa aku lupa akan cerobohmu?

lebih baik sekarang kau tidur saja di kamarku.

aku mau keluar sebentar.

jika kau takut gelap, nyalakan lilin saja. dan biarkan lilin itu bercerita betapa rindunya aku, ingin selalu kau tipu.




Senin 00.24

tidurlah puisiku

jangan biarkan malam berlalu dengan begitu

aku masih ingin mencumbui bulan
dan merebahkannya di pembaringanku

juga tabur bintang
seperti malu malu menatapku
meski begitu dengan genit mereka mengedip menggodaku

ah,
kubiarkan saja anganku terangkai bersama gugusan gugusan itu


tapi jika engkau terlalu lelah menemaniku, tidurlah lebih dulu!
Selamat malam!



1 November 2010

"kowe ki yaene melek, nak awan turu.."

Dari mulut bapakku, kalimat itu memecah, ketika aku masih asik mainan handphone di ruang tamu sampai larut malam.

Omelan demi omelan terus terlontar untuk anak bungsunya ini (aku. hehe).

Dan di antara kalimat kalimat omelan bapakku ini. Ada satu yang sangat kuhafal. Ini dia...jeng jeng..

"ketoke kok ra tau mbantah yen di seneni. tapi mesti mok baleni terus. kowe ki ndableg, nylampar.."
sambil ngeloyor pergi. (hmm..bapakku memang sok cool).

Dan jujur saat itu aku benci nggak ketulungan sama orangtuaku.
jengkel lah di kata katain seperti itu.
Untunglah omel mengomel tersebut tak berlangsung lama.

Karena kurang kerjaan, aku ngutak atik handphone, baca baca sms di inbox. Ternyata eh ternyata, ada sms yang membuatku berubah pikiran.

ini sms dari sahabatku sekitar beberapa hari yang lalu. dalam sms tersebut sahabatku mengatakan bahwa ia saat itu sangat kangen sekali dengan almarhum orangtuanya. dia juga mengatakan betapa menyesalnya dia tak sempat mengungkapkan sayang pada orangtuanya tersebut.


Sambil Istigfar, segera kubuang rasa marahku terhadap orangtuaku. Dalam hati aku berkata,
"ternyata saya beruntung ya Allah masih dapat perhatian dari kedua orang tua saya, meskipun perhatian tersebut terbungkus dengan amarah. Tapi tak apa lah, toh itu juga buat kebaikan saya"

bersyukur..demi Tuhan saya bersyukur.

***
orangtua memang punya cara beda beda buat mendidik anak anaknya. entah dengan disiplin atau manja. Tapi tujuan tetap sama, yaitu untuk yang terbaik buat anak anaknya :)

untuk sahabat sahabat saya yang ayah atau ibunya sudah tiada, jujur saya tidak tahu musti berbuat apa.
Saya hanya bisa berpesan untuk berdoa berdoa dan berdoa! :)


didedikasikan buat:
Bapakku dan Ibuku
serta semua orangtua di dunia.

Salam ndangdut..serrr! ^.^v

Dude..we almost fucking kill you!!!

Itu mungkin sebuah expresi kekecewaan dari teman saya yang teramat sangat. oh bukan hanya teman saya, tapi juga saya dan beberapa orang yang lain.

Bagaimana tidak, sebuah kebohongan tingkat dewa, kembali dengan manisnya ia (pelaku) katakan pada kami (korban).

kalau ditanya rasanya, mungkin seperti terkena "BURIAL OF DEAD BONE" (yang suka Ninja Saga pasti tau) atau "FISURE"nya Earthsheaker (yang suka DotA pasti tau).

ya intinya sakit tanpa bisa membalas gitu lah.

yang saya herankan adalah:

apa motivasi pelaku dengan aksi tipunya itu? cari perhatian?

atau apa?

untunglah ini cuma perihal sepele, nah kalau masalah penting? tugas kuliah misalnya, atau mungkin masalah informasi yang penting.

"sebisa bisanya"

kalimat itu terpaksa saya ucap sambil mengelus dada

karena bagaimanapun tak ada manusia yang terlahir sempurna (d'masiv banjeeet..)

dan sebagai manusia saya harus berintrospeksi. apakah saya juga termasuk orang yang demikian (suka bohong) atau bukan.

semoga aja enggak. Amin

***