Sabtu, 08 Mei 2010

sebuah kesempatan terakhir

sementara. aku juga masih, menunggu. sembari bersaksi atas garis-garis hujan; menabuhi muka pertiwi
kian merapuh
juga aku.

terhembus kejam waktu, yang tercipta darimu. yang kau tiupkan untukku


ah...
aku masih terlalu kaku hanya sekadar menyadari kenyataan di sebelah mata



:kini
aku punguti lagi, secerca harap yang kau hanyutkan lembut di selokan rumahku. bukan kau buang.

ku jilati kembali, liur-liur yang ku ludahkan di bibir kamu. mungkin sudah mengering.


:harapku
tak ku temukan apa-apa lagi selain comberan, dalam selokan rumahku

:karena jika tidak
maka aku dengan ketenangan jiwa yang kutemukan dibalik sajadah baruku
akan meninggalkanmu. akan meninggalkanmu tanpa sesal secuilpun.

:maka dalam pekat aku bermujahadah
kau mencintaiku
aku mencintaimu
kita saling mencintai





.esi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar