aku telah berdoa pada senja sore lalu. semoga ada jejakan terang kaki yang hampiri gelap kalbu.
aku telah memohon pada senja sore lalu. semoga kemudahan akan menjelma bercahaya, yang dari ufuk fajar gantikan keharusanmu.
aku berdoa pada sore, senja lalu. datang sebuah keberadaan yang suburkan hati gersang, yang bangkitkan jiwa tumbang, yang meninabobokan getir rasaku kian meradang.
karena sangatlah berarti bagiku, senja.
aku bermunajat padamu sore itu.
juga,
sembah dan syukur pada penciptamu
;3-stya-1;
Minggu, 07 Maret 2010
surat balasan dari nina
hey wan,
haha..lama tak jumpa juga. aku di sini juga baik-baik aja kok.
aku ngga lupa lah sama kamu, dulu kita kan satu bangku terus dari awal sampe akhir.
eh kamu masih kurus wan? masih 50kah? haha.
ya ampuuunn
soal dulu waktu Bu Tin marah sama kamu, aku ngga nyangka kamu bakalan semarah itu.
aku juga kali wan yang minta maaf. (sambil bawa kolak pisang bikinan mama) hahaha..
kamu masih ingat kata katu kan? "bukain pintunya walaupun ngga ada yang ngetuk!"
trus ngapa kamu ngga nglakuin itu dodol? dikira aku ngga tau apa? besok kasih tau alasannya!
huuu..dasar.
hey, aku juga masih ingat lanjutannya lhoh..tapi yang bagian akhir;
..dan genggamlah jemariku kawan, lalui segala yang halangi kita..
..dan cobalah tuk besarkan jiwa..bila sajaaaa..kita kan berpiiisaaaahh..
yeeee apal kan? aku yakin kamu ngga bakalan ingat, orang kamu mesti diem waktu bangian ini.
huuu..payah.
wan, besok kalau mau ngasih kabar, kamu ke sini aja. ni surat ngga usah di bales!
iya, jangan sore-sore! tau sendiri pak juru kunci agak galak. hehe.
kamis depan kamu ke sini lhoh, janji..
dah ya wan..
mereka sudah datang.
temanmu,
nina dabgei
;3-stya-1;
haha..lama tak jumpa juga. aku di sini juga baik-baik aja kok.
aku ngga lupa lah sama kamu, dulu kita kan satu bangku terus dari awal sampe akhir.
eh kamu masih kurus wan? masih 50kah? haha.
ya ampuuunn
soal dulu waktu Bu Tin marah sama kamu, aku ngga nyangka kamu bakalan semarah itu.
aku juga kali wan yang minta maaf. (sambil bawa kolak pisang bikinan mama) hahaha..
kamu masih ingat kata katu kan? "bukain pintunya walaupun ngga ada yang ngetuk!"
trus ngapa kamu ngga nglakuin itu dodol? dikira aku ngga tau apa? besok kasih tau alasannya!
huuu..dasar.
hey, aku juga masih ingat lanjutannya lhoh..tapi yang bagian akhir;
..dan genggamlah jemariku kawan, lalui segala yang halangi kita..
..dan cobalah tuk besarkan jiwa..bila sajaaaa..kita kan berpiiisaaaahh..
yeeee apal kan? aku yakin kamu ngga bakalan ingat, orang kamu mesti diem waktu bangian ini.
huuu..payah.
wan, besok kalau mau ngasih kabar, kamu ke sini aja. ni surat ngga usah di bales!
iya, jangan sore-sore! tau sendiri pak juru kunci agak galak. hehe.
kamis depan kamu ke sini lhoh, janji..
dah ya wan..
mereka sudah datang.
temanmu,
nina dabgei
;3-stya-1;
nama, tanda baca, dua kata, dan tanda tannya
adalah sebuah ketidak tahuan. ketika teka teki mengenai kamu serupa gumpal-gumpal tanah, menyesaki zona sadarku yang kian lama kian tak sadar. olehmu
tak tau apa sebab..
aku masih saja pandangi..
citraan yang masih saja tak dapat terganti..
dalam diam, aku mulai mencari
sebuah nama, hiasan tanda baca, dan dua buah kata tanya
ya, tentulah kusertakan pula tanda akhir itu
tak perlulah kau minta
lama,
amat lama.
bahkan ribuan jarum jarum waktu mulai tak sabar menantinya,
dulu.
dalam perjalanan pulang dari bukit nan dingin itu, maku mulai mencoba bersuara. namun barisan pohon pohon karet yang tadinya bungkam, mulai menertawakan kecerobohanku. dan robohnya kanal keberanianku adalah hasil.
kini.
hati kecilku mulai beranikan diri. walau tuk sekedar berikan kalimat yang dulu terkubur yang mati. namun dengan mata rabunku dapat juga kutemui, bahkan telah tersusun rapi.
melati, apa kabar?
;3-stya;-1;
tak tau apa sebab..
aku masih saja pandangi..
citraan yang masih saja tak dapat terganti..
dalam diam, aku mulai mencari
sebuah nama, hiasan tanda baca, dan dua buah kata tanya
ya, tentulah kusertakan pula tanda akhir itu
tak perlulah kau minta
lama,
amat lama.
bahkan ribuan jarum jarum waktu mulai tak sabar menantinya,
dulu.
dalam perjalanan pulang dari bukit nan dingin itu, maku mulai mencoba bersuara. namun barisan pohon pohon karet yang tadinya bungkam, mulai menertawakan kecerobohanku. dan robohnya kanal keberanianku adalah hasil.
kini.
hati kecilku mulai beranikan diri. walau tuk sekedar berikan kalimat yang dulu terkubur yang mati. namun dengan mata rabunku dapat juga kutemui, bahkan telah tersusun rapi.
melati, apa kabar?
;3-stya;-1;
surat untuk nina
hey Nin,
Gimana kabar kamu? Baik kan? Jangan bilang kau sekarang lupa sama aku loh..
Ini Iwan teman TK kamu dulu.Ingat ngga? yah aku anggap kau ingat. Maaf ya kalau cuma lewat surat.
Heh, di sana, masih sering ngerjain orang kamu Nin? haha.
Kau ingat juga dulu waktu di kelas kamu sering pura-pura sakit? Dan aku adalah orang pertama yang kena marah Bu Tin, guru kita.
"Iwaaann, liat Nina jadi sakit perut gara-gara jajan sembarangan sama kamu!"
"Iya Bu', Iwan tuh yang ngajak aku jajan sembarangan, aduh bu sakit bu!"
katamu pada beliau. Tanpa dosa ya?
Tahukah kamu?
Aku dihukum.
Jujur. Aku sempat marah.
Namun karena kamu datang minta maaf ke rumahku dan menyogokku dengan kolak pisang bikinan ibumu, aku langsung deh maafin kamu. Maklum, kan kita masih polos.hehe..
"ya Nin, aku maafin.Tapi besok jangan ulangi yah!"
Dan kamu acungkan jari kelingking kamu.
dulu aku ngga tau loh maksudnya apaan? haha..
Sampai suatu hari kejadian itu sama persis terulang lagi. Tapi saat itu aku nggak maafin kamu.
Walau dengan cara yang sama, kamu bawakan lagi kolak pisang bikinan ibumu. Aku tetap nggak maafin kamu.
Sampai akhirnya kamu diam, mata kamu berkaca-kaca lalu pergi begitu saja meninggalkan kolakmu yang kamu bungkus dengan plastik tapi ngak diikat.
"haha, aku berhasil ngerjain tu anak" seruku, menang.
Terus terang Nin, aku ngga sadar kalau itu hari terakhir aku liat kamu.
Aku juga tak tahu kalau kolak itu bukan sebagai tanda minta maaf.
Tapi mungkin sebuah perpisahan.
Aku minta maaf ya.
Nin, kalau aja kamu masih di sini, kita pasti masih ketawa-ketawa, sambil nyanyi-nyanyi;
lihat kawan bulan itu indahnya...
dan kau akan ingat aku...kau ingat aku...
lihat teman bintang bersinar terang...
dan aku ingat kamu...aku ingai kamu...
Liat Nin, aku masih apal kan lyric’nya?
Sayang..kamu ngga disini..waktu itu kejam ya?
Udah dulu ya Nin. Sebenernya aku mau langsung ke situ, tapi udah hampir magrib. Kalau kemaleman, nanti aku dimarahi juru kuncinya toh.
haha..
Semoga tidurmu nyenyak teman..
;3-stya-1;
Gimana kabar kamu? Baik kan? Jangan bilang kau sekarang lupa sama aku loh..
Ini Iwan teman TK kamu dulu.Ingat ngga? yah aku anggap kau ingat. Maaf ya kalau cuma lewat surat.
Heh, di sana, masih sering ngerjain orang kamu Nin? haha.
Kau ingat juga dulu waktu di kelas kamu sering pura-pura sakit? Dan aku adalah orang pertama yang kena marah Bu Tin, guru kita.
"Iwaaann, liat Nina jadi sakit perut gara-gara jajan sembarangan sama kamu!"
"Iya Bu', Iwan tuh yang ngajak aku jajan sembarangan, aduh bu sakit bu!"
katamu pada beliau. Tanpa dosa ya?
Tahukah kamu?
Aku dihukum.
Jujur. Aku sempat marah.
Namun karena kamu datang minta maaf ke rumahku dan menyogokku dengan kolak pisang bikinan ibumu, aku langsung deh maafin kamu. Maklum, kan kita masih polos.hehe..
"ya Nin, aku maafin.Tapi besok jangan ulangi yah!"
Dan kamu acungkan jari kelingking kamu.
dulu aku ngga tau loh maksudnya apaan? haha..
Sampai suatu hari kejadian itu sama persis terulang lagi. Tapi saat itu aku nggak maafin kamu.
Walau dengan cara yang sama, kamu bawakan lagi kolak pisang bikinan ibumu. Aku tetap nggak maafin kamu.
Sampai akhirnya kamu diam, mata kamu berkaca-kaca lalu pergi begitu saja meninggalkan kolakmu yang kamu bungkus dengan plastik tapi ngak diikat.
"haha, aku berhasil ngerjain tu anak" seruku, menang.
Terus terang Nin, aku ngga sadar kalau itu hari terakhir aku liat kamu.
Aku juga tak tahu kalau kolak itu bukan sebagai tanda minta maaf.
Tapi mungkin sebuah perpisahan.
Aku minta maaf ya.
Nin, kalau aja kamu masih di sini, kita pasti masih ketawa-ketawa, sambil nyanyi-nyanyi;
lihat kawan bulan itu indahnya...
dan kau akan ingat aku...kau ingat aku...
lihat teman bintang bersinar terang...
dan aku ingat kamu...aku ingai kamu...
Liat Nin, aku masih apal kan lyric’nya?
Sayang..kamu ngga disini..waktu itu kejam ya?
Udah dulu ya Nin. Sebenernya aku mau langsung ke situ, tapi udah hampir magrib. Kalau kemaleman, nanti aku dimarahi juru kuncinya toh.
haha..
Semoga tidurmu nyenyak teman..
;3-stya-1;
bait terakhir
|bait terakir|
dan ketika dikau tertawa temanku. akupun juga terbahak.
kau menertawai kemalanganku, dan aku membahaki kemujuranmu.
dan kita raungkan tawa kita bersama sampai adzan subuh menjelang.
kau tertawa di antara gunung-gunung, dan dan aku terpingkal-pingkal di antara batas-batas pantai.
"kita akan tetap tertawa di gunung-gunung ini kawanku" katamu.
"ya, kita akan tertawa.tetap tertawa di gunung-gunung ini temanku" jawabku.
;3-stya-1;
dan ketika dikau tertawa temanku. akupun juga terbahak.
kau menertawai kemalanganku, dan aku membahaki kemujuranmu.
dan kita raungkan tawa kita bersama sampai adzan subuh menjelang.
kau tertawa di antara gunung-gunung, dan dan aku terpingkal-pingkal di antara batas-batas pantai.
"kita akan tetap tertawa di gunung-gunung ini kawanku" katamu.
"ya, kita akan tertawa.tetap tertawa di gunung-gunung ini temanku" jawabku.
;3-stya-1;
sejak engkau mendua
dimana?
dimana lagu yang biasa kita suarakan?
tidakkah kamu ingat,
ketika itu di sebuah kamar sepimu, dimana secuil momogi dan wafer coklat yang belum dibuka adalah saksi...?
aku sengaja memetik gitar milik mbakmu. begitu lirih
kamu juga
menyanyi begitu lirih
"oh kasih...jangan kau pergi...tetaplah kau slalu disini...jangan biarkan diriku sendiri...larut didalam sepi.....hooo..ho"
tak kau lanjutkan reff indah itu..
namun
itu suara terindah;
yang pernah kudengar,
yang tak pernah lagi kudengar
sejak....
;3-stya-1;
dimana lagu yang biasa kita suarakan?
tidakkah kamu ingat,
ketika itu di sebuah kamar sepimu, dimana secuil momogi dan wafer coklat yang belum dibuka adalah saksi...?
aku sengaja memetik gitar milik mbakmu. begitu lirih
kamu juga
menyanyi begitu lirih
"oh kasih...jangan kau pergi...tetaplah kau slalu disini...jangan biarkan diriku sendiri...larut didalam sepi.....hooo..ho"
tak kau lanjutkan reff indah itu..
namun
itu suara terindah;
yang pernah kudengar,
yang tak pernah lagi kudengar
sejak....
;3-stya-1;
antagonis sedang di atas angin
benar,
kali ini deru angin benar benar menggelitiki telapak kakinya. betapa tidak, setelah kemarin malam ia telah disuguhi bongkahan bongkahan kuldi yang begitu ranum,dan siang tadi ia mandi liur dari mulut bidadari jalang.
"apakah ini sebuah ruas jalan dari tiga simpangan yang kupilih dulu?"
katanya dalam hati..
;3-stya-1;
kali ini deru angin benar benar menggelitiki telapak kakinya. betapa tidak, setelah kemarin malam ia telah disuguhi bongkahan bongkahan kuldi yang begitu ranum,dan siang tadi ia mandi liur dari mulut bidadari jalang.
"apakah ini sebuah ruas jalan dari tiga simpangan yang kupilih dulu?"
katanya dalam hati..
;3-stya-1;
gitarku: "aku tak mau kenal kamu lagi wan.."
sudah kali ke berapa tanganku dbuat berdarah olehnya.dari dawai yang mulai berkarat, menajam, lalu perlahan, putus satu demi satu.
sakit satu demi satu
tak ada lagi yesterday dari The Beatles, song for you'nya Air, atau mungkin when you love some one milik Endah n Rhesa
dia tak mau bernyanyi untukku.
"aku paling males dolan karo wong sing manfaatke aku tok. asu ya kowe wan! kowe nggoleki aku pas sedih rak nduwe konco, truz pas kowe seneng, gampang banget kowe nggletakke aku nganti aku koyo ngene. opo kowe mikir selama iki aku ki pengene opo? rak ngerti to? selama iki aku sing mesti ngiringi atimu, ati buosok. nyesel aku nulungi kowe, rak ngerti bales budi."
aku hanya diam.
....lalu introspeksi.
;3-stya-1;
sakit satu demi satu
tak ada lagi yesterday dari The Beatles, song for you'nya Air, atau mungkin when you love some one milik Endah n Rhesa
dia tak mau bernyanyi untukku.
"aku paling males dolan karo wong sing manfaatke aku tok. asu ya kowe wan! kowe nggoleki aku pas sedih rak nduwe konco, truz pas kowe seneng, gampang banget kowe nggletakke aku nganti aku koyo ngene. opo kowe mikir selama iki aku ki pengene opo? rak ngerti to? selama iki aku sing mesti ngiringi atimu, ati buosok. nyesel aku nulungi kowe, rak ngerti bales budi."
aku hanya diam.
....lalu introspeksi.
;3-stya-1;
papan hitam putih
hingga saat terkini
gerak gerik yang melatai alam pikirmu serta ucapmu;
belumlah juga ku dapat tahu
pion pion yang setahuku berjalan miring;
nyatanya berjalan selangkah demi selangkah
menurutmu.
belum ku paham
menteri menteri yang setahuku berjalan lurus;
nyatanya berlari berserong kanan dan kiri
darimu, kudapati kebingungan itu.
belum juga paham
bahkan kuda kuda liar itu yang kutahu bertepak tepak
menilaskan jejak jejak berbentuk kotak kotak.
dari mulutmu pula kau beri tahu; hakikatnya jejakan kuda kuda itu
berbulat bulat bentuknya
belum,
belum juga..
lalu bagaimana dengan raja dan selirnya?
ah....aku tahu..aku tahu..
inilah insan insan yang bertindak tanpa batasan;
lurus,miring,atas,bawah,atau apapun..
kesombonganmu dalam bentuk tawaanmu menyudahi keyakinanku
katamu, bahwa sekarang sang raja serta selirnya lak lagi dapat berjalan dengan berjingkrak jingkrak bebas. melainkan ter gopoh gopoh.
namun,
belum juga sempat kutulis surat sangkalan..
serene di atas mercusuar menyudahi semua.
aku tak tahu jalan pikirmu dan ucapanmu dan semua kebijakan kebijakanmu yang membuatku dalam kebingungan. namun jangan khawatir, aku tak akan mengajakmu masuk dalam zona kebingunganku.
aku akan bingung sendiri.
;3-stya-1;
gerak gerik yang melatai alam pikirmu serta ucapmu;
belumlah juga ku dapat tahu
pion pion yang setahuku berjalan miring;
nyatanya berjalan selangkah demi selangkah
menurutmu.
belum ku paham
menteri menteri yang setahuku berjalan lurus;
nyatanya berlari berserong kanan dan kiri
darimu, kudapati kebingungan itu.
belum juga paham
bahkan kuda kuda liar itu yang kutahu bertepak tepak
menilaskan jejak jejak berbentuk kotak kotak.
dari mulutmu pula kau beri tahu; hakikatnya jejakan kuda kuda itu
berbulat bulat bentuknya
belum,
belum juga..
lalu bagaimana dengan raja dan selirnya?
ah....aku tahu..aku tahu..
inilah insan insan yang bertindak tanpa batasan;
lurus,miring,atas,bawah,at
kesombonganmu dalam bentuk tawaanmu menyudahi keyakinanku
katamu, bahwa sekarang sang raja serta selirnya lak lagi dapat berjalan dengan berjingkrak jingkrak bebas. melainkan ter gopoh gopoh.
namun,
belum juga sempat kutulis surat sangkalan..
serene di atas mercusuar menyudahi semua.
aku tak tahu jalan pikirmu dan ucapanmu dan semua kebijakan kebijakanmu yang membuatku dalam kebingungan. namun jangan khawatir, aku tak akan mengajakmu masuk dalam zona kebingunganku.
aku akan bingung sendiri.
;3-stya-1;
surya tak lagi buta
26 02 2010,
dalam hatiku aku meloncat girang;
tak mungkin, pukul 5?
tak biasa aku menyapa si buta
sebelum dia terlebih dulu menyapaku
.
.
.
sudah tiga kali aku buang bubur di meja itu
namun entah datang darimana,
si surya menghidangkannya kembali untukku
aku hanya bisa senyum..
sabarr bangsat..gerutu aku
aku putuskan tuk tak peduli
namun sapaan si surya. juga tawanya;
sadarkan aku bahwa dia sudah dapat lagi melihat
si surya sudah tak lagi buta
;3-stya-1;
dalam hatiku aku meloncat girang;
tak mungkin, pukul 5?
tak biasa aku menyapa si buta
sebelum dia terlebih dulu menyapaku
.
.
.
sudah tiga kali aku buang bubur di meja itu
namun entah datang darimana,
si surya menghidangkannya kembali untukku
aku hanya bisa senyum..
sabarr bangsat..gerutu aku
aku putuskan tuk tak peduli
namun sapaan si surya. juga tawanya;
sadarkan aku bahwa dia sudah dapat lagi melihat
si surya sudah tak lagi buta
;3-stya-1;
tiga simpangan
tak seperti biasa,
paras paras itu kembali menari dalam barisan mega mega
tak terduga,
kau kucurkan
hujan tanpa kau beri halilintar yang biasanya bergemuruh
selalu saja ada kejutan
yang kau tawarkan di perjamuan itu;
padaku
dan kali ini kau hadapkan aku pada jalan tiga simpangan
dimana setiap ujungnya, bisa sudah kulihat dari tempat aku berdiri;
adalah kesakitan, kekecewaan, dan amarah
ya,
amarah..
kekecewaan..
ataupun kesakitan..
dan di akhir kesemua itu,
seperti biasa,
paras paras itu kembali menari dalam barisan mega mega
;3-stya-1;
paras paras itu kembali menari dalam barisan mega mega
tak terduga,
kau kucurkan
hujan tanpa kau beri halilintar yang biasanya bergemuruh
selalu saja ada kejutan
yang kau tawarkan di perjamuan itu;
padaku
dan kali ini kau hadapkan aku pada jalan tiga simpangan
dimana setiap ujungnya, bisa sudah kulihat dari tempat aku berdiri;
adalah kesakitan, kekecewaan, dan amarah
ya,
amarah..
kekecewaan..
ataupun kesakitan..
dan di akhir kesemua itu,
seperti biasa,
paras paras itu kembali menari dalam barisan mega mega
;3-stya-1;
mbak, aku kluar
waktunya berburu.
karena bulir darah darah segar di kepala mareka tak sabar menunggu.
saatnya bangkit.
sebelum aroma aroma kantuk mulai menjangkit.
hari baru saja di mulai beberapa menit yang lalu.
udara dingin, tangisan anak tetangga mulai menyadarkan itu.
saatnya bersetubuh di antara gersang trotoar, gemuruh mesin, jalang lalu-lintas, jua bau selokan selokan kota.
"mbak, aku metu sek. omah ojo di kunci, ngko paling aku balik"
kakakku mengangguk lalu menutup pintu, dan memadamkan lampu depan.
;3-setya-1;
karena bulir darah darah segar di kepala mareka tak sabar menunggu.
saatnya bangkit.
sebelum aroma aroma kantuk mulai menjangkit.
hari baru saja di mulai beberapa menit yang lalu.
udara dingin, tangisan anak tetangga mulai menyadarkan itu.
saatnya bersetubuh di antara gersang trotoar, gemuruh mesin, jalang lalu-lintas, jua bau selokan selokan kota.
"mbak, aku metu sek. omah ojo di kunci, ngko paling aku balik"
kakakku mengangguk lalu menutup pintu, dan memadamkan lampu depan.
;3-setya-1;
tentang tangisan bunga
buat Komo; "tentang tangisan Bunga"
petang itu, tangisan serupa suara Mortred atas panah Medusa
sampai terdengar di kolong meja kedai tempat pak tua menghabiskan anggurnya.
ketika ia hendak pulang, menujukan sadarnya atas kemabukannya sesaat lalu. singgahlah sesosok Mirana bermata empat, menyuarakan kabar pada pak tua bahwa kuntum bunga kesayangannya kini tengah berembun di atas bukit.
"mengapa demikian?" pak tua tak dapati maksudnya.
"bunga tengah menangis di karenakan sebagian akar pohonnya tak dapat lagi memberinya air." kata Mirana yang kemudian menjadi bayang maya lalu hilang terbawa angin.
seketika pak tua mengambil tongkat penyangga tubuhnya,
"aku akan berjalan ke bukit itu"
namun belum sempat kaki melangkah, seekor bebek tertawa lantas berkata;
"hendak kemana kau pengantar bunga?"
"apa kau pikir dengan kedatanganmu akan menyegarkan kembali putik bunga itu?"
"bukankah disana kau serupa Magina yang terhantam boomerang Jahrakal?"
pak tua terdiam, lalu kembali duduk dan meletakkan tongkatnya di atas kepala bebek itu.
.
.
.
.
.
.
namun ketika air sungai mulai tehangatkan oleh cahaya fajar, pak tua bertekad mendaki bukit itu, kali ini ia tidak menggunakan tongkatnya. ia tak inginkan adanya api Luna keluar dari mulut bebek jika ia mengambil tongkatnya. ya ia merangkak serupa N'aix menuju bukit itu.
sampailah pak tua di atas, didapatinya ibanya melihat bunga yang di kaguminya kini hampir layu dan dipenuhi derasnya aliran aliran embun. namun tak lama rasa itu menari dalam cakrawala hatinya.
tanpa tanda tanda, suara tepakan tepakan, Centaur datang. menawarkan amarah pada pak tua. bersamaan dengan tawaran itu, diacungkannya kapaknya ke arah pemuda yang diam berteman secangkir air, duduk di atas nisan. masih dalam amarah, tiga rangkakan kaki pak tua. lantas bertanya;
"anak bodoh, sudah berapa lama kau disitu?"
"dua malam" jawabnya
"sadarkah kau atas kebodohanmu?"
pemuda itu mengerutkan dahinya.
"mengapa kau tak tuangkan air putih di cangkirmu pada bunga ini hah..?"
pemuda berkata;
"maafkan aku pak tua, namun apa kau pikir dengan menyiramkan air ini, sang bunga akan merona lagi? kematian akarnya adalah sebuah konstanta Tuhan, dan nampaknya sang bunga coba pungkiri itu sampai ia hampir layu, dan akhirnya layu. itu bukan salahku" lalu pemuda itu malah meminum air itu dan kembali duduk.
pak tua yang pengantar bunga. mendakati bunga, berkata dengan bisikan lirih;
"wahai keindahan, bahkan embun yang kini mengaliri wajahmu tak dapat lunturkan ayumu, ketahiulah wahai keindahan. biarlah hidup berjalan lagi adanya! tapi jika kini kini kau ingin menangis, maka menangislah! tak usah ragu. pemuda di nisan itu akan menjagamu sementara waktu."
maka bunga itu menangis. tangisan serupa kematian Mortred atas panah Medusa
sampai terdengar di kolong meja kedai tempat pak tua akan menghabiskan anggurnya.
; 3-stya-1 feturing heroe's DOTA ;
petang itu, tangisan serupa suara Mortred atas panah Medusa
sampai terdengar di kolong meja kedai tempat pak tua menghabiskan anggurnya.
ketika ia hendak pulang, menujukan sadarnya atas kemabukannya sesaat lalu. singgahlah sesosok Mirana bermata empat, menyuarakan kabar pada pak tua bahwa kuntum bunga kesayangannya kini tengah berembun di atas bukit.
"mengapa demikian?" pak tua tak dapati maksudnya.
"bunga tengah menangis di karenakan sebagian akar pohonnya tak dapat lagi memberinya air." kata Mirana yang kemudian menjadi bayang maya lalu hilang terbawa angin.
seketika pak tua mengambil tongkat penyangga tubuhnya,
"aku akan berjalan ke bukit itu"
namun belum sempat kaki melangkah, seekor bebek tertawa lantas berkata;
"hendak kemana kau pengantar bunga?"
"apa kau pikir dengan kedatanganmu akan menyegarkan kembali putik bunga itu?"
"bukankah disana kau serupa Magina yang terhantam boomerang Jahrakal?"
pak tua terdiam, lalu kembali duduk dan meletakkan tongkatnya di atas kepala bebek itu.
.
.
.
.
.
.
namun ketika air sungai mulai tehangatkan oleh cahaya fajar, pak tua bertekad mendaki bukit itu, kali ini ia tidak menggunakan tongkatnya. ia tak inginkan adanya api Luna keluar dari mulut bebek jika ia mengambil tongkatnya. ya ia merangkak serupa N'aix menuju bukit itu.
sampailah pak tua di atas, didapatinya ibanya melihat bunga yang di kaguminya kini hampir layu dan dipenuhi derasnya aliran aliran embun. namun tak lama rasa itu menari dalam cakrawala hatinya.
tanpa tanda tanda, suara tepakan tepakan, Centaur datang. menawarkan amarah pada pak tua. bersamaan dengan tawaran itu, diacungkannya kapaknya ke arah pemuda yang diam berteman secangkir air, duduk di atas nisan. masih dalam amarah, tiga rangkakan kaki pak tua. lantas bertanya;
"anak bodoh, sudah berapa lama kau disitu?"
"dua malam" jawabnya
"sadarkah kau atas kebodohanmu?"
pemuda itu mengerutkan dahinya.
"mengapa kau tak tuangkan air putih di cangkirmu pada bunga ini hah..?"
pemuda berkata;
"maafkan aku pak tua, namun apa kau pikir dengan menyiramkan air ini, sang bunga akan merona lagi? kematian akarnya adalah sebuah konstanta Tuhan, dan nampaknya sang bunga coba pungkiri itu sampai ia hampir layu, dan akhirnya layu. itu bukan salahku" lalu pemuda itu malah meminum air itu dan kembali duduk.
pak tua yang pengantar bunga. mendakati bunga, berkata dengan bisikan lirih;
"wahai keindahan, bahkan embun yang kini mengaliri wajahmu tak dapat lunturkan ayumu, ketahiulah wahai keindahan. biarlah hidup berjalan lagi adanya! tapi jika kini kini kau ingin menangis, maka menangislah! tak usah ragu. pemuda di nisan itu akan menjagamu sementara waktu."
maka bunga itu menangis. tangisan serupa kematian Mortred atas panah Medusa
sampai terdengar di kolong meja kedai tempat pak tua akan menghabiskan anggurnya.
; 3-stya-1 feturing heroe's DOTA ;
sore ini
Bias cahaya cahaya itu, membangunkan aku yang masih letih.
Seyogyanya segera ku cahari trempolong berlubang itu.
Dan aku harus bersuci
dan sekarang, masih seperti dulu;
bahwa bias cahaya itu, membangunkan aku yang masih letih.
;3-stya-1;
Seyogyanya segera ku cahari trempolong berlubang itu.
Dan aku harus bersuci
dan sekarang, masih seperti dulu;
bahwa bias cahaya itu, membangunkan aku yang masih letih.
;3-stya-1;
tanpa sebuah alasan
kadang akupun harus menjadi jurang terjal
karena aku terlalu mencintai gunung
hujaunya membuatku lupa warna hitam
tapi tidak..!!
kadang aku harus menjadi arang hitam
karena aku terlalu mencintai api
medan asapnya menerjang sampai melumuri mukaku
sampai temanku mengiraiku, adalah orang lain
tapi tidak..!!
dan kadang aku harus menjadi orang lain
karena aku mencintaimu
akan tetapi tak ada kalimat yang ku pertebal..
;3-stya-1;
karena aku terlalu mencintai gunung
hujaunya membuatku lupa warna hitam
tapi tidak..!!
kadang aku harus menjadi arang hitam
karena aku terlalu mencintai api
medan asapnya menerjang sampai melumuri mukaku
sampai temanku mengiraiku, adalah orang lain
tapi tidak..!!
dan kadang aku harus menjadi orang lain
karena aku mencintaimu
akan tetapi tak ada kalimat yang ku pertebal..
;3-stya-1;
harmoni yang kunikmati
Hembusan angin, suara musik meja, srta gurauan2 kaku..sbuah harm0ni hari yg saat ini pun menjejali stiap syaraf otak kiri.
Huh, permenku tlah habis..
Saat itu pula, jg lamunanku.
Kesadaranku: bhwa d depan mata , papan tulis dipenuhi deretan huruf, cerita masa lalu.
Bagaimana mungkin kutulis?
Tanganku terlalu lemah, tuk menggenggam senapan tinta.
Sementara otakku telah ter'kotak-kotak
tak ubahnya ubin kelas yg ter'injak-injak
belum sempat berbenah,
setan-setan dengan mahirnya menyuguhkan rayuan tuk sejenak lari dari kenyataan.
Dapatkah ku pungkiri adanya?
Yg jelas, ragaku masih tertahan kaku, di atas meja dan bangku,
..yang juga kaku
;3-stya-1;
Huh, permenku tlah habis..
Saat itu pula, jg lamunanku.
Kesadaranku: bhwa d depan mata , papan tulis dipenuhi deretan huruf, cerita masa lalu.
Bagaimana mungkin kutulis?
Tanganku terlalu lemah, tuk menggenggam senapan tinta.
Sementara otakku telah ter'kotak-kotak
tak ubahnya ubin kelas yg ter'injak-injak
belum sempat berbenah,
setan-setan dengan mahirnya menyuguhkan rayuan tuk sejenak lari dari kenyataan.
Dapatkah ku pungkiri adanya?
Yg jelas, ragaku masih tertahan kaku, di atas meja dan bangku,
..yang juga kaku
;3-stya-1;
hitam putih temanku, untukku
1. aan: dari dia aku bisa belajar bgaimana cara menahan diri dari kejengkelan2ku thd org lain.
2. yunus: mengajarkan aq bgaimana cara merawat diri yg baik (bkn dandan lho), dia msti bilang, "cah lanang yo cah lanang, tp yo ojo kemproh, nak kw kemproh kwe tambah mbladuz, resik wae jek ketok mbladus oq". anjriiittt..he.
3. widya: darinya aq mengerti ttg pola hidup sehat, aq dsuruh ikud fitnes "sesok latihane press wae, mbentuk dodo sek, sesok'e neh baru bahu, jolali pola makanmu dijogo", dilarang bgadang "nag kwe melek mbengi trus, delok'o sesok, sekolahmu telat, awakmu pegel2 kbeh, ojo nuruti game online trus..!!"
4. yudha: dia ngasih tau aq cara berbicara yg baik antara dg ortu, temen ce, temen co, bhkan musuh. orang ini kaya sales, sekali ngomong org2 pd tertarik. "mulane to wan, nak pengen di ajeni wong liyo, ajenano wong liyo sek, senajan wong kwi musuhmu dewe. ojo di sengaki, omongi alus wae, insya Allah wong liya ngajeni kwe"
5. bang wawan: bang wawan, aku gag begitu tahu banyak, tapi yang aku tahu, dia adl org yang menghargai teman2 yg lbih muda dari dia. conto teman yg baek.
6. dani: walaupun iq nya di bwh 50. tapi dani trmasuk org yg sangat sabar, gag cepet marah. sabarnya perlu di bajak, iq nya jgn...
7. ade, adit,kamcus, mas rangga, mas puput, mas fais,shadat, pak dhe. bukannya mereka ngga ad sifat yg bsa ditiru, cuma aq belum nemu aj, tp yg jelas, orang2 trsbut menjadi pewarna tatkala hari2ku diisi dg hitamnya kekesalan, kesendirian, kecemasan, dari msalah2 yg tmbul baik dari dalam maupun dari luar..
kesimpulan: AKU MASIH BERUNTUNG
2. yunus: mengajarkan aq bgaimana cara merawat diri yg baik (bkn dandan lho), dia msti bilang, "cah lanang yo cah lanang, tp yo ojo kemproh, nak kw kemproh kwe tambah mbladuz, resik wae jek ketok mbladus oq". anjriiittt..he.
3. widya: darinya aq mengerti ttg pola hidup sehat, aq dsuruh ikud fitnes "sesok latihane press wae, mbentuk dodo sek, sesok'e neh baru bahu, jolali pola makanmu dijogo", dilarang bgadang "nag kwe melek mbengi trus, delok'o sesok, sekolahmu telat, awakmu pegel2 kbeh, ojo nuruti game online trus..!!"
4. yudha: dia ngasih tau aq cara berbicara yg baik antara dg ortu, temen ce, temen co, bhkan musuh. orang ini kaya sales, sekali ngomong org2 pd tertarik. "mulane to wan, nak pengen di ajeni wong liyo, ajenano wong liyo sek, senajan wong kwi musuhmu dewe. ojo di sengaki, omongi alus wae, insya Allah wong liya ngajeni kwe"
5. bang wawan: bang wawan, aku gag begitu tahu banyak, tapi yang aku tahu, dia adl org yang menghargai teman2 yg lbih muda dari dia. conto teman yg baek.
6. dani: walaupun iq nya di bwh 50. tapi dani trmasuk org yg sangat sabar, gag cepet marah. sabarnya perlu di bajak, iq nya jgn...
7. ade, adit,kamcus, mas rangga, mas puput, mas fais,shadat, pak dhe. bukannya mereka ngga ad sifat yg bsa ditiru, cuma aq belum nemu aj, tp yg jelas, orang2 trsbut menjadi pewarna tatkala hari2ku diisi dg hitamnya kekesalan, kesendirian, kecemasan, dari msalah2 yg tmbul baik dari dalam maupun dari luar..
kesimpulan: AKU MASIH BERUNTUNG
berteduh dari gemuruh
Hujan sore itu...
Ah...belum reda juga. Suara pasukan titik air masih riang di atap seng yg termodivikasi oleh waktu.
Angin kencang, hujan deras, dan listrik padam; bak trio biduan yang piawai melambungkan syahwat setiap penontonnya.
Sesaat aku tersadar, celana pendekku telah basah dibarengi dengan noda-noda lumpur.
Hmm...biasa..
Dan akupun menikmatinya, sembari ditemani sony ericsson berbalut plastik bening.
Hape amfibi: pkirku.
Bukan takut, namun cemas, dikala:
Hujan sore itu..
;3-stya-1;
Ah...belum reda juga. Suara pasukan titik air masih riang di atap seng yg termodivikasi oleh waktu.
Angin kencang, hujan deras, dan listrik padam; bak trio biduan yang piawai melambungkan syahwat setiap penontonnya.
Sesaat aku tersadar, celana pendekku telah basah dibarengi dengan noda-noda lumpur.
Hmm...biasa..
Dan akupun menikmatinya, sembari ditemani sony ericsson berbalut plastik bening.
Hape amfibi: pkirku.
Bukan takut, namun cemas, dikala:
Hujan sore itu..
;3-stya-1;
karena sebelumnya
aku mulai mencangkul
atas tanah yang telah tercangkul
karna ku melihat
aku mulai melantunkan atas kidung-kidung
atas nada-nada yang telah terlantun
karna aku mendengar
aku hanya menuiskan
atas apa yang aku lihat dan aku dengar
bukan? itu bukan tulisanku
dan ini?
mungkin...
mngkin ini pikirku
mungkin ini rasaku
tanpa aku melihat dan mendengar,
terlebih dulu
;3-stya-1;
atas tanah yang telah tercangkul
karna ku melihat
aku mulai melantunkan atas kidung-kidung
atas nada-nada yang telah terlantun
karna aku mendengar
aku hanya menuiskan
atas apa yang aku lihat dan aku dengar
bukan? itu bukan tulisanku
dan ini?
mungkin...
mngkin ini pikirku
mungkin ini rasaku
tanpa aku melihat dan mendengar,
terlebih dulu
;3-stya-1;
semalam dengan malam
Malam telah melantunkan nyanyian-nyanyian alam dalam angin,
aku hanya terpejam, dan trsenyum, lalu mengigau
"begitu dingin (sejuk) nyanyianmu wahai sang malam
tak biasa aku mendengarnya,
aku yg biasa mendengar teriakan suara-suara parau para siluman kelelawar di depan layar komputer dan terlena olehnya"
tiba-tiba aku di sadarkan dengan auman dua ekor kucing, berkelahi.
mereka sedang mempertaruhkan haknya atas segelintir duri ikan gurame.
aku berkata padanya
"hey kucing2 busuk, janganlah kalian berkelahi"
lalu salah satu kucing menjawab
"maafkan aku wahai manusia, aku tlah lancang, menggunakan caramu dalam segala urusan2ku"
aku terdiam sejenak
namun hati kecilku memaksaku untuk tersenyum mendengar jawab itu, karena memang benar adanya.
"ah persetan", pikirku.
Aku kembali pada sang malam yang sejak tadi juga mendengar omong kosongku dengan kucing-kucing busuk itu
aku kembali di dendangkan nyanyian-nyanyiannya, namun kini lebih menyentuh karena dibarengi dengan kokokan ayam jantan,
mahasuara, mahasuasana.
Aku terlelap,
hingga kudapati,
pertemuanku dengan fajar adalah perpisahanku dengan mereka....
;3-stya-1;
aku hanya terpejam, dan trsenyum, lalu mengigau
"begitu dingin (sejuk) nyanyianmu wahai sang malam
tak biasa aku mendengarnya,
aku yg biasa mendengar teriakan suara-suara parau para siluman kelelawar di depan layar komputer dan terlena olehnya"
tiba-tiba aku di sadarkan dengan auman dua ekor kucing, berkelahi.
mereka sedang mempertaruhkan haknya atas segelintir duri ikan gurame.
aku berkata padanya
"hey kucing2 busuk, janganlah kalian berkelahi"
lalu salah satu kucing menjawab
"maafkan aku wahai manusia, aku tlah lancang, menggunakan caramu dalam segala urusan2ku"
aku terdiam sejenak
namun hati kecilku memaksaku untuk tersenyum mendengar jawab itu, karena memang benar adanya.
"ah persetan", pikirku.
Aku kembali pada sang malam yang sejak tadi juga mendengar omong kosongku dengan kucing-kucing busuk itu
aku kembali di dendangkan nyanyian-nyanyiannya, namun kini lebih menyentuh karena dibarengi dengan kokokan ayam jantan,
mahasuara, mahasuasana.
Aku terlelap,
hingga kudapati,
pertemuanku dengan fajar adalah perpisahanku dengan mereka....
;3-stya-1;
ketika
pesta di rumah tak bertuan
5 laki laki 3 perempuan
4 btol congyang sebagai minuman
11 plastik kacang garuda jadi cemilan
1 dari 3 jalang itu, datang
menawarkan senyuman,
bukan sapaan,
namun tantangan.
pantat di depan mata,
sedikit aroma djarum yang terdominasi casablanca
birahi sampai kepala,
teguh terbangun dari mimpi,
dalam kamar yang dirasa cukup pengap.
sanggupkah menahan..??
tp,aku laki-laki.
;3-stya-1;
5 laki laki 3 perempuan
4 btol congyang sebagai minuman
11 plastik kacang garuda jadi cemilan
1 dari 3 jalang itu, datang
menawarkan senyuman,
bukan sapaan,
namun tantangan.
pantat di depan mata,
sedikit aroma djarum yang terdominasi casablanca
birahi sampai kepala,
teguh terbangun dari mimpi,
dalam kamar yang dirasa cukup pengap.
sanggupkah menahan..??
tp,aku laki-laki.
;3-stya-1;
Langganan:
Postingan (Atom)