Senin, 27 Desember 2010

cinta mati

ihat aku. lihat aku saja.

aku punya semua yang kau butuhkan. aku akan memberikan semua yang kau inginkan. tetaplah di sisiku, jangan pergi. aku tak ingin kau menoleh kearah lain.

lihat aku. lihat aku saja.

janga pernah menghianatiku. terpikir sedikitpun jangan. aku tak bisa membayangkan hidup tanpamu. aku tak akan membagimu untuk siapapun. harusnya kau tau itu.

tapi kenapa kau ak ernah melihat ke arahku?

kau terdiam, menelan sejuta rahasia dalam rongga mulutmu. aku tercekat, tak menyangka begini caramu membalas cintaku. tidak. kau tidak akan lolos semudah itu. kau milikku. tak seorangpun boleh memilikimu selain aku.

cintai aku saja. atau mati.



armaya junior


Kamis, 02 Desember 2010

belum jadi

malam.
dan kita masih beramah di penjamuan ini
tersaji adanya berpiring nasi, berikut dengan beberapa potong ayam

kau berkata, "selalu saja kita berbagi"

"tapi apa hanya ayam dan sepiring nasi? bagaimana dengan yang lain?" tuntutku.

kau pergi. membiarkan malam cepat berlalu, denganku.

dan membiarkan makan malam ini serasa tiada,
atau mungkin belum jadi?

aku pulang

sebetulnya aku masih ingin di sini kawan
akhirakhir ini aku sedikit merasa kalau angin malam begitu lebih ramah diajak bicara

aku bisa memahamimu meskipun kau masih terlalu awam untuk mengerti aku.
memang kudu aku yang begitu

baiklah, aku akan pulang
tapi bukan ke rumah yang kau maksud itu, aku akan tempuh segala jalan, lengkong tikungan, atau apa saja yang bisa untuk aku lintasi

bukankah itu adalah rumahku yang sesungguhnya?



pasar Ngaliyan, 10-9-10
01.21 wib

gerimis redup

:teras rumah


padahal malam belum begitu merapuh
masih terdengar lampulampu jalan, walau kini mulai pingsan

bahkan gerimis yang ini juga turun begitu saja

aku hanya bertengger di dahan batu
sembari bersaksi pada jendela kecil
yang kadang kubukatutup sesuka hatiku

ah indahnya..
bukankah malam ini hanya milikku saja?



Ngaliyan, 11 September 2010

selingkuh

di kamar kosku mulut kita saling memagut

satu per satu kancing kesadaranku mulai kau lepas
kau renggut

malam kini juga mulai lancang mengunci pintu, juga padamkan lampu

seolah olah kembang api dalam pesta selaksa cumbu

"bagaimana jika kekasihmu datang?"
tanyamu dalam bisik

"dia sedang berada dalam kesenangan, jadi tenanglah! dia tak akan kemari."
jawabku sedikit pahit

sampai malam kini mulai lengah
tertidur

kita juga ikut tertidur.

berselimut kain yang kita namai "selingkuh"



Oktober 04:07

vian, sore kemarin

selalu hujan turun dengan cemburu
aku kuyub

pun kutangkap gemuruh menggantung di antara rusuk rusuk
juga resah,
atau entah yang tak berkesudah

padaku,
kau begitu hebat
hingga dengki makin melebat

dariku,
kau begitu bijak
hingga segala ceroboh semakin kuak

tak usah repot repot untuk merasa bersalah
aku cukup tau diri

untuk pergi
lantas ludahi mukaku sendiri







ts

dan aku rindu caramu menipuku

apa lagi yang harus ku imani darimu?
bukankah kau itu pembohong yang kacrut?
bahkan pukulan yang terbungkus dalam pelukanmu itu, masih mengintip di balik tengkukmu.

sudahlah.
aku telah berulangkali memapahmu dalam kubangan lumpur yang ituitu juga.
bagaimana bisa aku lupa akan cerobohmu?

lebih baik sekarang kau tidur saja di kamarku.

aku mau keluar sebentar.

jika kau takut gelap, nyalakan lilin saja. dan biarkan lilin itu bercerita betapa rindunya aku, ingin selalu kau tipu.




Senin 00.24

tidurlah puisiku

jangan biarkan malam berlalu dengan begitu

aku masih ingin mencumbui bulan
dan merebahkannya di pembaringanku

juga tabur bintang
seperti malu malu menatapku
meski begitu dengan genit mereka mengedip menggodaku

ah,
kubiarkan saja anganku terangkai bersama gugusan gugusan itu


tapi jika engkau terlalu lelah menemaniku, tidurlah lebih dulu!
Selamat malam!



1 November 2010

"kowe ki yaene melek, nak awan turu.."

Dari mulut bapakku, kalimat itu memecah, ketika aku masih asik mainan handphone di ruang tamu sampai larut malam.

Omelan demi omelan terus terlontar untuk anak bungsunya ini (aku. hehe).

Dan di antara kalimat kalimat omelan bapakku ini. Ada satu yang sangat kuhafal. Ini dia...jeng jeng..

"ketoke kok ra tau mbantah yen di seneni. tapi mesti mok baleni terus. kowe ki ndableg, nylampar.."
sambil ngeloyor pergi. (hmm..bapakku memang sok cool).

Dan jujur saat itu aku benci nggak ketulungan sama orangtuaku.
jengkel lah di kata katain seperti itu.
Untunglah omel mengomel tersebut tak berlangsung lama.

Karena kurang kerjaan, aku ngutak atik handphone, baca baca sms di inbox. Ternyata eh ternyata, ada sms yang membuatku berubah pikiran.

ini sms dari sahabatku sekitar beberapa hari yang lalu. dalam sms tersebut sahabatku mengatakan bahwa ia saat itu sangat kangen sekali dengan almarhum orangtuanya. dia juga mengatakan betapa menyesalnya dia tak sempat mengungkapkan sayang pada orangtuanya tersebut.


Sambil Istigfar, segera kubuang rasa marahku terhadap orangtuaku. Dalam hati aku berkata,
"ternyata saya beruntung ya Allah masih dapat perhatian dari kedua orang tua saya, meskipun perhatian tersebut terbungkus dengan amarah. Tapi tak apa lah, toh itu juga buat kebaikan saya"

bersyukur..demi Tuhan saya bersyukur.

***
orangtua memang punya cara beda beda buat mendidik anak anaknya. entah dengan disiplin atau manja. Tapi tujuan tetap sama, yaitu untuk yang terbaik buat anak anaknya :)

untuk sahabat sahabat saya yang ayah atau ibunya sudah tiada, jujur saya tidak tahu musti berbuat apa.
Saya hanya bisa berpesan untuk berdoa berdoa dan berdoa! :)


didedikasikan buat:
Bapakku dan Ibuku
serta semua orangtua di dunia.

Salam ndangdut..serrr! ^.^v

Dude..we almost fucking kill you!!!

Itu mungkin sebuah expresi kekecewaan dari teman saya yang teramat sangat. oh bukan hanya teman saya, tapi juga saya dan beberapa orang yang lain.

Bagaimana tidak, sebuah kebohongan tingkat dewa, kembali dengan manisnya ia (pelaku) katakan pada kami (korban).

kalau ditanya rasanya, mungkin seperti terkena "BURIAL OF DEAD BONE" (yang suka Ninja Saga pasti tau) atau "FISURE"nya Earthsheaker (yang suka DotA pasti tau).

ya intinya sakit tanpa bisa membalas gitu lah.

yang saya herankan adalah:

apa motivasi pelaku dengan aksi tipunya itu? cari perhatian?

atau apa?

untunglah ini cuma perihal sepele, nah kalau masalah penting? tugas kuliah misalnya, atau mungkin masalah informasi yang penting.

"sebisa bisanya"

kalimat itu terpaksa saya ucap sambil mengelus dada

karena bagaimanapun tak ada manusia yang terlahir sempurna (d'masiv banjeeet..)

dan sebagai manusia saya harus berintrospeksi. apakah saya juga termasuk orang yang demikian (suka bohong) atau bukan.

semoga aja enggak. Amin

***

Selasa, 07 September 2010

sugus horor mencoba eksis

iki pas aku YM'an karo maya. wong paling nggambuuuuusss sak Indonesia raya. haha...

rekaknen meh medeni aku via YM eh malah aku dadi ngekek. nggambar pocong kok dadi permen sugus? haha.
karang maya..
klowor..

mahligai cinta di ujung makam

dan nisan ini adalah pembatas

ragaku
jasadmu

duniaku
alammu

dan cinta kita di antaranya.

akankah terkubur jua?



03.42 wib
7-8-2010

belum jadi

malam.
dan kita masih beramah di penjamuan ini
tersaji adanya berpiring nasi, berikut dengan beberapa potong ayam

kau berkata, "selalu saja kita berbagi"

"tapi apa hanya ayam dan sepiring nasi? bagaimana dengan yang lain?" tuntutku.

kau pergi. membiarkan malam cepat berlalu, denganku.

dan membiarkan makan malam ini serasa tiada,
atau mungkin belum jadi?


pesan pendek, untuk persahabatan panjang



jangan nakal !





gunting batu kertas

dia lemah di hadapanmu

kamu lemah di hadapanku

aku lemah di hadapanya







pecah

untuk kali pertama ini semua terkisah
terlampau lama aku terisak
bahkan sebelum pohon jelma hutan
dan kau masih saja membawa gada itu, lantas kau hempaskan pada kerakal-kerakal yang tumbuh subur
di kepalaku. padahal kau sendiri tahu, kitalah yang yang menyemaikannya dengan cinta

dengan siapa lagi aku di sini jika tidak dengan kesendirianku?
mengapa kau kembali?
rencana busuk apa lagi dalam kepalamu itu?

ah, aku pasrah
sebongkok pasrah

aku tidak sendiri

sebenarnya, ketika aku berkata "aku sedang sendiri." itu adalah kebohongan.

sebab,aku telah lama berdua.


ini perkenalkan! namanya "Kesendirian"





aku janji untuk tidak nulis nulis lagi

tapi dengan ini,
aku telah mengingkari janji.







//stywn

mati atau hidup

aku hidup. tapi
tanpa iman
tanpa harapan
juga tidak ada ketenangan pikiran

dia mati. tapi
dengan cinta
dengan kebenaran
juga banyak jalan untuk kembali

lalu sebelum arwahnya pergi, dia sempat meninggalkan sesuatu.
sebuah pesan.

"jika sekaranglah saatnya, apa kau takut?
ingat bahwa kematian bukanlah akhir tetapi hanya


transisi"





dia menungguku?

Kamis, 05 Agustus 2010

hari yang sangat menyenangkan

Bangun jam 6 sore, trus mandi dan sholat, jam 8nya sudah sampai di warnet, nulis absen, pantengin billing sampai jam setengah 2 sambil buat rekapan pendapatan warnet, matiin komputer lalu AC trus lampu depan samping dan atas. Jam 2 tit, nutup pintu warnet, ngobrol ringan sama teman teman OP yang lain. Dan akhirnya pulang.

Fantastis!
Dan aku cinta hidupku :)

Kamis, 22 Juli 2010

peristiwa semalam

di ruang tamu.
lampu baru saja meredup lalu mati
juga selimut yang merengkuh tubuhmu kini kau buang
padahal baru saja ku pelukkan

malam begitu mengatup, mengantar
kisahmu kusut menyelip lembut di ujung bibirmu
melengkung cemberut

tak berapa lama,
dalam dengkur kudengar
hujam caci penuh sesak; tak bisa keluar
menyumpal dalam hidungmu

walau sekali hembusan saja aku bisa tahu kawan
peluh di sekujur dahimu
seakan memberitahuku; kau sedang bermimpi ingin bunuh diri
ingin lari. apa dengan sebotol racun juga seutas tali
tak ku tau pasti

rasakan itu semua!
sampai malam benar benar menepi
bukankah hanya mimpi?
jadi tenanglah karena hanya mimpi

ingin kembali kupelukkan tubuhku yang kini menyatu dengan selimut
tapi aku tahu, kau terlalu pelit berbagi perih
hingga asik merangkainya sendiri
jadilah kekuatan yang kini menjelma mukena; tempat auratmu sembunyi
maka kuurungkan saja niatku

mataku layu tanpa permisi
lantas kurebahkan tubuhku, bukan di sampingmu
namun di kamarku
meninggalkanmu

malam sudah menepi, kawan

aku lelap
sampai kamu
membangunkanku lebih dulu









//stywn

amnesia

kamu siapa?








//stywn

Sabtu, 03 Juli 2010

tak beralasan

cord: E B A Am

sejatinya:
tak ada rencana olehku, mengajakmu dalam ketidakbicaraan

tak ada niatan pula menidurkanmu dalam pembaringan yang bisu, dimana untuk sekadar berucap kata saja aku dan kamu kudu merasa kaku

bukan itu.

cord: A Am E C#m

hanya saja aku sedang merasakan bosan

bukan denganmu sayang

ini bosan yang tak beralasan

atau mungkin tak berakhiran...

outro: A Am E



//stywn

kotak plastik

ketika kau lihat kotak plastik dengan gembok besi
di situlah aku berada

di situ aku nikmati sunyi
ah bukan,
sebenarnya aku terkunci di dalamnya

terkunci dan dalam kecacatanku

bukankah sunyi memang memelukku ?

bukalah kotak plastik itu dan lihat aku !

dan jika kau merasa jijik
kau boleh ludahi aku



selasa, sebelas kurang sepuluh

karena kau jatuh di sore ini

adalah awan pekat yang tak mampu bendung kesedihannya sendiri

lantas garis-garis hujan berhamburan menabuhi muka pertiwi

tak terkira,
juga tempiasmu yang mencerai beraikan aku dengan sinar mentari

maka terkurunglah aku

tak ada daya untuk berpijak kaki
bahkan,
bahkan berlari

karena...





// stywn

senjaku senja kaku

senja

kini aku entah di kamar siapa

tertidur tanpa terpejam
memang belum memejam

dan detik tak seperti detik
berputar begitu cepat
juga suara lebah kian berhamburan.

dan sekali lagi
bayangan hitam dari balik jendela tersenyum padaku
haha... senyum yang terbungkus palsu

mengejek aku
dalam pembaringan; terbujur kaku

memeluk kelalahanku




//stywn

Jumat, 04 Juni 2010

di peghujung malam

memang biasanya di waktu yang ini sadarku belum mati.
aku tahu. tapi bukan itu.
bukan masalah sadarku.

kini terasa berbeda, rikala suara penyeru-Nya bergema pada setiap langgar
tutup auratku dengan mukena
dengan mata yang terbakar semangat
tak ubahnya sebilah pedang hendak dihunuskan; kepada jiwa-jiwa yang lalim. meruncing begitu tajam.

karena tadi aku telah bersenggama dengan lail, dan bukan lagi harus terpulas pada pagi yang pelukannya begitu hangat.
dan ini entah yang keberapa, tapi bisa kuhitung jari. aku membuka dengan bertagbir
lalu beruluk salam pada akhir,

disaksikan malaikat dan pencipta alam.


semoga kutemui ketenangan jiwa pada setiap sujudku.

kini
dan nanti


selamanya.




05.03

aku yang duduk di kota lama

kembali aku berpeluk lutut sambil tertunduk
setelah beberapa hari kemarin tak sempat membanting pantatku di trotoar ini

selalu saja ditertawakan waktu yang semakin sombong
yang berlarian mengelilingi tikungan
lalu hilang begitu saja diantara tembok-tembok angkuh.
tak tampak lagi.

yang tersisa hanya suara orang batuk
apa mengutuk?

sementara setumpuk galau yang tadinya hanya bertengger di bibir selokan
mulai basah menyatu dengan jaketku
menjadi stigma yang erat kupeluk.


tanpa rasa pagi mulai melabuh

tapi pandanganku tak jera menyatu dengan roda-roda yang bergelindingan pada jalan satu arah.
roda-roda yang dengan kemujuran nasibnya, dari pada aku,
tersesat tak tau arah

dan aku rindu pada setiap kenangan yang sebentar lagi hilang bersama

angin. berhembus cepat.
meninggalkan aku yang duduk di kota lama.




23.10

Kamis, 27 Mei 2010

kepada bulan aku merindu

rangkaian titik cahaya berkedip menggoda
darimana datangnya
mana ku tahu?

aku hanya masih di sabana ini sayang
menunggu asa yang masih kau gantungkan di antara ranting-ranting awan

agar merpati putih itu
sudi kepakkan sayap-sayap
dan meraihnya untuk aku

yang seperti itu kau selalu tahu

tapi malam tak akan pernah berjumpa merpati

dan bertindak apapun
aku tak tau. ragu.
kau juga begitu


aku senyum sayu
dan kamu tertawa,
tapi kaku

aku tak mampu berteriak sendiri

aku rela perutku terasa tak nyaman
dan liurku terkumpul di rongga sumpritan itu
aku akan menjadi tukang parkir, dan tukang parkir akan menjadi aku.

aku akan berkantung mata
hingga melebam, lalu memucatlah wajahku tersapu angin malam
aku akan jadi satpam toko, dan satpam toko akan menjadi aku

aku akan sekarat.
sebilah parang memotong tanganku
sebalok kayu menggenjot kepalaku
lalu tangan-tangan hakim itu akan menelanjangiku
aku belum mati teman.
aku akan menjadi maling, dan maling akan menjadi aku

.

setelah berkumpul jukir, satpam, dan maling itu akan gantikan tugasku; berteriak pada keadaan

kembalikan dia pada orang yang sekarat ini !
yang senantiasa memukulinya
yang meludahi telinganya dengan penuh rasa sayang

jangan sampai terenggut orang-orang itu !
yang senantiasa memeluknya
serta mencumbuinya dengan penuh nafsu birahi

orang yang sekarat ini tak inginkan, sebuah nilai akan bergeser dan terlepas dari jalurnya. dan hujan asam di jurang terjal mengakhiri kisahnya

setelah mereka tuntas tunaikan tugasku;
ya. aku akan mati, bersemayam dalam kelegaanku

karena langkahmu kini dengan hati-hati

.

maafkan aku, aku tak mampu lagi berteriak sendiri

malam beku jiwa terbakar

lagi-lagi dininabobokan aku di atas pangkuan pembaringan. diselimutkan kumpulan ilmu yang berserakan.

ingin rasanya aku terpejam, sejenak.
namun sambaran petir di malam jum'at itu, yang mengalahkan kumandangan ayat-ayat yang dinyanyikan pada setiap langgar,
membuat mata kian berontak,
juga hati aku.

"malam beku pada jiwa yang terbakar" sapaku pada alam.

tidak berdaya atas kebungsuan. tak berbuat selain selain termangu.
lidah yang terpotong juga. ya, itu adalah aku.

lagi-lagi dininabobokan aku di atas pangkuan pembaringan. diselimutkan kumpulan ilmu yang berserakan.


air mata aku juga...
juga berserakan.

hambar bukan?




.ijel.

tukang jahit keliling

mengitari lengkong-lengkong tak pasti

setiap yang robek adalah rejeki

roda tiga adalah kuda besi

menisikkan jarum hati-hati

.ijel.

buaya

Suatu malam seekor buaya di pinggiran sungai. Dan dalam malam yang begitu terang di bawah cahaya bulan, buaya itu berkata pada bayangannya sendiri.

"aku akan memangkap seekor kerbau untuk makan siangku besok"

pagi harinya buaya itu pergi untuk mencari kerbau. Namun ketika matahari mulai meninggi, ia bertemu dengan bayangannya, dan berkata,

"seekor anak rusa juga boleh..."

asmara Baracuda dan Babi Hutan

*
dari puncak itu kamu berlarian. menuju parit-parit
juga sungai-sungai

menancap dalam taring buaya.
tersayat perih cakar singa.
berlomba merintih bersama serigala

kau menangis merindu
ingin di telanjangi gelombang lautku

dan kau berharap
ketika kau merindukanku, aku tak merindukanmu.


**
dari palung itu aku berlarian
menuju lubuk-lubuk
juga punggung-punggung

menancap dalam taring hiu
tersayat perih sengatan ubur-ubur

berlomba merintih bersama pekikan paus

aku menangis merindu
sejuk tenang hembusan bayu dalam pelukan gunungmu.

dan aku berharap
ketika aku merindukanmu, kau tak merindukanku.

***
dan kita berharap, kita tak saling merindu.


ah..terlarangkah cinta kita ?

tolong jangan beritahu Nia

ada ketakutan, sebuah ketidak pandaian berucap akan berujung kematian.

dimana menunggu merpati berwajah senja menjadi sekarat patinya.

aku berharap
di pagi yang siang ini aku ingin dia tertidur pulas. agar aku dapat menidur pulaskan juga kekhawatiranku,
akan kematianku

....jadi, tolong jangan kau beritahu

Sabtu, 08 Mei 2010

beranda gerah

di beranda rumah
dengan butiran anggur membusuk, entah
angin menari di atas rambutku; tak ramah

di beranda rumah
segelas es teh rasa sebah
pandang aku terbangkan; tak tentu arah

masih di beranda rumah
bersama iblis ini
hatikupun gerah


"preekk aaaahh..."



.ijel.

bukan karena bosan

: senyum kamu
aku ingat ketika camar-camar kecil mulai menyambut fajar. juga secangkir kopi.
kau buka dengan senyum

: manja kamu
tak juga aku lupa. berteduh di antara dahan-dahan atas siang yang kian meleleh.
tak lupa orange juice dalam gelas mika itu
kau sandarkan kepalamu di bahuku. manja.

: canda kamu
menutup senja bersama gerimis, begitu indah saat itu
kau menari hingga..
hingga garis-garis hujan kini tak luput lagi, berjatuhan di atas tubuhmu

: dan peluk kamu
pada malam sunyi
rengkuh tubuh aku yang angkuh, menjadi luluh.
kau tutup dengan peluk


namun maaf sayang,
hari ini aku memang ingin sendiri.


.ijel.

percakapan di punggung bukit

baiklah sekarang kita mulai kembali.
percakapan di punggung bukit

barisan mega mega
bagaimana jika ku sambut mirana dengan tarian gerimis? aku juga ingin dia teduh dari sinaran surya


seekor kerbau
terlampau indah gemulai langkah itu, hingga tak sudi membiarkannya berjalan sendiri. ya, aku akan menggendongnya


lataran rumput
tidaklah bijak mirana menutup hari dengan mengeringkal di pelukan gugusan debu. aku ingin melihatnya terkulai pulas di atas pelukku.


lantas gembala kecil menertawakan igauan mereka.
namun iba.
sudahlah tak perlulah menanti.
bukankah sekarang mirana sedang berdansa di antara garis-garis hujan, bermain dengan harimau putih, dan tidur pulas pada dekapan taman bunga yang begitu warna warni?


dengan tanpa babibu gembala kecil itu pergi
hingga pada hari berikutnya ia kembali ke bukit itu.
di dapatinya awan begitu mendung menghitam,
bangkai binatang yang sepertinya bertanduk,
juga semak-semak yang membelukar.

nampaknya telah menyudahi
percakapan di punggung bukit.



.esi.

sebuah kesempatan terakhir

sementara. aku juga masih, menunggu. sembari bersaksi atas garis-garis hujan; menabuhi muka pertiwi
kian merapuh
juga aku.

terhembus kejam waktu, yang tercipta darimu. yang kau tiupkan untukku


ah...
aku masih terlalu kaku hanya sekadar menyadari kenyataan di sebelah mata



:kini
aku punguti lagi, secerca harap yang kau hanyutkan lembut di selokan rumahku. bukan kau buang.

ku jilati kembali, liur-liur yang ku ludahkan di bibir kamu. mungkin sudah mengering.


:harapku
tak ku temukan apa-apa lagi selain comberan, dalam selokan rumahku

:karena jika tidak
maka aku dengan ketenangan jiwa yang kutemukan dibalik sajadah baruku
akan meninggalkanmu. akan meninggalkanmu tanpa sesal secuilpun.

:maka dalam pekat aku bermujahadah
kau mencintaiku
aku mencintaimu
kita saling mencintai





.esi.

aku masih punya ibu

kubuka jendela,lalu pintu kamar
selamat pagi ibu!
kenankah engkau buatkan aku secangkir kopi manis?
senyumu menari di atas pintaku;
selalu saja kau taburkan itu bersama butiran gula gula putih,
teraduk aduk pada hitam pekat kopi aku.

dan tanya yang retoris yang sebetulnya mudah kau tau jawabnya
selalu saja kau tanya
selalu saja ku diam

ah beruntungnya aku.



.ijel.

Jumat, 23 April 2010

di perintah, tapi tak di laksanakan

dan ketika suara penyeruMu telah di perdengarkan
lail segera lalu
camar mulai juga teriaki hati-hati yang mati
aku belum juga bertekuk lutut

dan ketika suara penyeruMu telah di perdengarkan
camar mulai juga teriaki hati-hati yang mati
aku belum juga bertekuk lutut

dan ketika suara penyeruMu telah di perdengarkan
aku belum juga bertekuk lutut

aku belum juga bertekuk lutut




.esi.

di karenakan oleh waktu

dua pemuda pejalan kaki. mengitari sebuah mall dimana di dalam sana banyak bergelantungan prosentase-prosentase tipuan.tak tau pada kios yang keberapa mereka akan berhenti. dan di antara langkah-langkah yang keberapa, salah satu pemuda mulai berkilas balik, tentang mereka.

dikatakannya. ia masih tak lupa pada masa mereka dengan bangganya menyantap ayam goreng yang dalam bahasa asing. dan mereka rela menunggu jarum waktu bersudut siku-siku untuk mendapatkannya. lantas mengabadikan semua itu dalam citraan dalam dunia maya.
ia ingin lagi

dikatakannya. ia suka ketika mereka bergoyang di atas meja billyard ditemani gadis-gadis yang berpakaian namun tak berpakaian. tak lupa dengan aroma alkohol yang itu.
dia ingini lagi

dikatakannya pula. ia masih ingat ketika mereka pernah berkopi darat dengan dara yang di temuinya dari friendster. setelah akhirnya mereka sumpalkan literan sperma di bokong dan mulut dara naas itu tanpa buang-buang waktu. tanpa babibu.
ia inginkan lagi..


lalu pemuda yang kedua
menjawab. dia sudah tidak sabaran lagi menunggu egoisnya waktu hanya untuk menelan sepotong paha ayam.

menjawab. tulang-tulang di dalam tubuhnya rapuh untuk sekedar naiki bahkan bergoyang di atas meja itu.

menjawab dengan tenang. dia sudah kehabisan lendir-lendirnya. entah pada dara naas yang keberapa.

teman, aku dan kau memang muda. tidak teman. aku sudah terlalu tua untuk mengulanginya. aku sudah terlalu tua untuk mengulanginya. dan bisakah kali ini kau ceritakan aku tidak tentang kehidupan, namun kematian?

pemuda pertama terdiam

baiklah, sekarang bisakah kita berjalan tanpa bicara?
tanya pemuda ke dua. nampaknya mulai kesal.




.esi.

gema

haaaayyy..

haaayy..

haay..

ada orang di sanaaaa???

ada orang di sanaaa??

ada orang di sanaa?




.esi.

Kamis, 08 April 2010

kamu

sudah kerap kali aku bernyayi untukmu
melantunkan bunyian-bunyian dari dalam tubuhku
di mana aku sendiri tak kenali itu

dan kau dengan tanpa dosa
jemarimu menarikan tarian-tarian
layaknya kau menikmati kesedihanmu
padahal tanpa sepengetahuan mu
saat itu aku sedang merayakan pesta kemenangan
dengan gelasan-gelasan arak

dan setelah itu kau siksa aku
dengan tak kau selesaikan
tarian konyol masih, dan membiarkan semua


;3-stya-1;

Minggu, 04 April 2010

untuk seseorang yang juga ku panggil "sob"

mungkin kemarin aku terlalu lama terpejam, sampai-sampai untuk melihat yang di depan mataku, tangan lembutmu masih saja membelalakkan mataku. selau begitu. dan ternyata sabdamu bukan lagi palsu, bahwa keberadaanya memang tak patut untukku.


sampai akhirnya seekor merpati putih hantarkan surat untuk aku.
kabarkan sebuah kenyataan pahit yang memang sedari dulu kutunggu.

sudah lah, ampas kopi baru saja kutelan..namun,
pahitnya sadarkan aku bahwa banyak sudah kubuang waktu ke jalan buntu
terlampau banyak.

namun entah mengapa tak begitu lama?
seakan yang baru saja terjadi bukan lagi rintangan. bahkan hambar suara knalpot, gersang jalanan, dan jalangnya lalu lintas, menjadi musik kemenangan..dan aku lupa akan kekalahan-kekalahanku di pagi itu.
semua karenamu.
kau sempat bertanya, apakah lagu yang kita nyanyikan. When I See You Smile'nya Bad English ataukah When The Cildren Cry'nya White Lion? terserah kau saja kawan.

aku tak peduli apakah Bad English ataukan White Lion.
yang aku tau, dengan kamu aku tak merasa kalah, tak akan pernah.

"im fine sob, thanks"





;3-stya-1 feat aina;

Minggu, 07 Maret 2010

dalam senja sore itu

aku telah berdoa pada senja sore lalu. semoga ada jejakan terang kaki yang hampiri gelap kalbu.

aku telah memohon pada senja sore lalu. semoga kemudahan akan menjelma bercahaya, yang dari ufuk fajar gantikan keharusanmu.

aku berdoa pada sore, senja lalu. datang sebuah keberadaan yang suburkan hati gersang, yang bangkitkan jiwa tumbang, yang meninabobokan getir rasaku kian meradang.
karena sangatlah berarti bagiku, senja.
aku bermunajat padamu sore itu.




juga,
sembah dan syukur pada penciptamu




;3-stya-1;

surat balasan dari nina

hey wan,

haha..lama tak jumpa juga. aku di sini juga baik-baik aja kok.
aku ngga lupa lah sama kamu, dulu kita kan satu bangku terus dari awal sampe akhir.
eh kamu masih kurus wan? masih 50kah? haha.
ya ampuuunn

soal dulu waktu Bu Tin marah sama kamu, aku ngga nyangka kamu bakalan semarah itu.
aku juga kali wan yang minta maaf. (sambil bawa kolak pisang bikinan mama) hahaha..

kamu masih ingat kata katu kan? "bukain pintunya walaupun ngga ada yang ngetuk!"
trus ngapa kamu ngga nglakuin itu dodol? dikira aku ngga tau apa? besok kasih tau alasannya!
huuu..dasar.

hey, aku juga masih ingat lanjutannya lhoh..tapi yang bagian akhir;
..dan genggamlah jemariku kawan, lalui segala yang halangi kita..
..dan cobalah tuk besarkan jiwa..bila sajaaaa..kita kan berpiiisaaaahh..

yeeee apal kan? aku yakin kamu ngga bakalan ingat, orang kamu mesti diem waktu bangian ini.
huuu..payah.

wan, besok kalau mau ngasih kabar, kamu ke sini aja. ni surat ngga usah di bales!
iya, jangan sore-sore! tau sendiri pak juru kunci agak galak. hehe.
kamis depan kamu ke sini lhoh, janji..

dah ya wan..
mereka sudah datang.


temanmu,
nina dabgei




;3-stya-1;

nama, tanda baca, dua kata, dan tanda tannya

adalah sebuah ketidak tahuan. ketika teka teki mengenai kamu serupa gumpal-gumpal tanah, menyesaki zona sadarku yang kian lama kian tak sadar. olehmu
tak tau apa sebab..

aku masih saja pandangi..
citraan yang masih saja tak dapat terganti..

dalam diam, aku mulai mencari
sebuah nama, hiasan tanda baca, dan dua buah kata tanya
ya, tentulah kusertakan pula tanda akhir itu
tak perlulah kau minta

lama,
amat lama.
bahkan ribuan jarum jarum waktu mulai tak sabar menantinya,

dulu.
dalam perjalanan pulang dari bukit nan dingin itu, maku mulai mencoba bersuara. namun barisan pohon pohon karet yang tadinya bungkam, mulai menertawakan kecerobohanku. dan robohnya kanal keberanianku adalah hasil.

kini.
hati kecilku mulai beranikan diri. walau tuk sekedar berikan kalimat yang dulu terkubur yang mati. namun dengan mata rabunku dapat juga kutemui, bahkan telah tersusun rapi.





melati, apa kabar?





;3-stya;-1;

surat untuk nina

hey Nin,

Gimana kabar kamu? Baik kan? Jangan bilang kau sekarang lupa sama aku loh..

Ini Iwan teman TK kamu dulu.Ingat ngga? yah aku anggap kau ingat. Maaf ya kalau cuma lewat surat.

Heh, di sana, masih sering ngerjain orang kamu Nin? haha.
Kau ingat juga dulu waktu di kelas kamu sering pura-pura sakit? Dan aku adalah orang pertama yang kena marah Bu Tin, guru kita.

"Iwaaann, liat Nina jadi sakit perut gara-gara jajan sembarangan sama kamu!"

"Iya Bu', Iwan tuh yang ngajak aku jajan sembarangan, aduh bu sakit bu!"
katamu pada beliau. Tanpa dosa ya?

Tahukah kamu?
Aku dihukum.

Jujur. Aku sempat marah.
Namun karena kamu datang minta maaf ke rumahku dan menyogokku dengan kolak pisang bikinan ibumu, aku langsung deh maafin kamu. Maklum, kan kita masih polos.hehe..

"ya Nin, aku maafin.Tapi besok jangan ulangi yah!"

Dan kamu acungkan jari kelingking kamu.
dulu aku ngga tau loh maksudnya apaan? haha..

Sampai suatu hari kejadian itu sama persis terulang lagi. Tapi saat itu aku nggak maafin kamu.
Walau dengan cara yang sama, kamu bawakan lagi kolak pisang bikinan ibumu. Aku tetap nggak maafin kamu.
Sampai akhirnya kamu diam, mata kamu berkaca-kaca lalu pergi begitu saja meninggalkan kolakmu yang kamu bungkus dengan plastik tapi ngak diikat.

"haha, aku berhasil ngerjain tu anak" seruku, menang.

Terus terang Nin, aku ngga sadar kalau itu hari terakhir aku liat kamu.
Aku juga tak tahu kalau kolak itu bukan sebagai tanda minta maaf.
Tapi mungkin sebuah perpisahan.

Aku minta maaf ya.




Nin, kalau aja kamu masih di sini, kita pasti masih ketawa-ketawa, sambil nyanyi-nyanyi;

lihat kawan bulan itu indahnya...
dan kau akan ingat aku...kau ingat aku...

lihat teman bintang bersinar terang...
dan aku ingat kamu...aku ingai kamu...

Liat Nin, aku masih apal kan lyric’nya?
Sayang..kamu ngga disini..waktu itu kejam ya?


Udah dulu ya Nin. Sebenernya aku mau langsung ke situ, tapi udah hampir magrib. Kalau kemaleman, nanti aku dimarahi juru kuncinya toh.
haha..

Semoga tidurmu nyenyak teman..












;3-stya-1;

bait terakhir

|bait terakir|


dan ketika dikau tertawa temanku. akupun juga terbahak.

kau menertawai kemalanganku, dan aku membahaki kemujuranmu.

dan kita raungkan tawa kita bersama sampai adzan subuh menjelang.

kau tertawa di antara gunung-gunung, dan dan aku terpingkal-pingkal di antara batas-batas pantai.

"kita akan tetap tertawa di gunung-gunung ini kawanku" katamu.

"ya, kita akan tertawa.tetap tertawa di gunung-gunung ini temanku" jawabku.



;3-stya-1;

sejak engkau mendua

dimana?

dimana lagu yang biasa kita suarakan?
tidakkah kamu ingat,
ketika itu di sebuah kamar sepimu, dimana secuil momogi dan wafer coklat yang belum dibuka adalah saksi...?

aku sengaja memetik gitar milik mbakmu. begitu lirih

kamu juga
menyanyi begitu lirih

"oh kasih...jangan kau pergi...tetaplah kau slalu disini...jangan biarkan diriku sendiri...larut didalam sepi.....hooo..ho"
tak kau lanjutkan reff indah itu..

namun
itu suara terindah;
yang pernah kudengar,
yang tak pernah lagi kudengar

sejak....



;3-stya-1;

antagonis sedang di atas angin

benar,

kali ini deru angin benar benar menggelitiki telapak kakinya. betapa tidak, setelah kemarin malam ia telah disuguhi bongkahan bongkahan kuldi yang begitu ranum,dan siang tadi ia mandi liur dari mulut bidadari jalang.

"apakah ini sebuah ruas jalan dari tiga simpangan yang kupilih dulu?"
katanya dalam hati..


;3-stya-1;

gitarku: "aku tak mau kenal kamu lagi wan.."

sudah kali ke berapa tanganku dbuat berdarah olehnya.dari dawai yang mulai berkarat, menajam, lalu perlahan, putus satu demi satu.
sakit satu demi satu


tak ada lagi yesterday dari The Beatles, song for you'nya Air, atau mungkin when you love some one milik Endah n Rhesa
dia tak mau bernyanyi untukku.


"aku paling males dolan karo wong sing manfaatke aku tok. asu ya kowe wan! kowe nggoleki aku pas sedih rak nduwe konco, truz pas kowe seneng, gampang banget kowe nggletakke aku nganti aku koyo ngene. opo kowe mikir selama iki aku ki pengene opo? rak ngerti to? selama iki aku sing mesti ngiringi atimu, ati buosok. nyesel aku nulungi kowe, rak ngerti bales budi."

aku hanya diam.

....lalu introspeksi.


;3-stya-1;

papan hitam putih

hingga saat terkini
gerak gerik yang melatai alam pikirmu serta ucapmu;
belumlah juga ku dapat tahu



pion pion yang setahuku berjalan miring;
nyatanya berjalan selangkah demi selangkah
menurutmu.

belum ku paham



menteri menteri yang setahuku berjalan lurus;
nyatanya berlari berserong kanan dan kiri
darimu, kudapati kebingungan itu.

belum juga paham



bahkan kuda kuda liar itu yang kutahu bertepak tepak
menilaskan jejak jejak berbentuk kotak kotak.
dari mulutmu pula kau beri tahu; hakikatnya jejakan kuda kuda itu
berbulat bulat bentuknya

belum,
belum juga..



lalu bagaimana dengan raja dan selirnya?
ah....aku tahu..aku tahu..
inilah insan insan yang bertindak tanpa batasan;
lurus,miring,atas,bawah,atau apapun..


kesombonganmu dalam bentuk tawaanmu menyudahi keyakinanku
katamu, bahwa sekarang sang raja serta selirnya lak lagi dapat berjalan dengan berjingkrak jingkrak bebas. melainkan ter gopoh gopoh.

namun,
belum juga sempat kutulis surat sangkalan..
serene di atas mercusuar menyudahi semua.

aku tak tahu jalan pikirmu dan ucapanmu dan semua kebijakan kebijakanmu yang membuatku dalam kebingungan. namun jangan khawatir, aku tak akan mengajakmu masuk dalam zona kebingunganku.
aku akan bingung sendiri.




;3-stya-1;

surya tak lagi buta

26 02 2010,



dalam hatiku aku meloncat girang;
tak mungkin, pukul 5?
tak biasa aku menyapa si buta
sebelum dia terlebih dulu menyapaku
.
.
.
sudah tiga kali aku buang bubur di meja itu
namun entah datang darimana,
si surya menghidangkannya kembali untukku
aku hanya bisa senyum..
sabarr bangsat..gerutu aku

aku putuskan tuk tak peduli
namun sapaan si surya. juga tawanya;
sadarkan aku bahwa dia sudah dapat lagi melihat
si surya sudah tak lagi buta

;3-stya-1;

tiga simpangan

tak seperti biasa,

paras paras itu kembali menari dalam barisan mega mega

tak terduga,

kau kucurkan
hujan tanpa kau beri halilintar yang biasanya bergemuruh

selalu saja ada kejutan
yang kau tawarkan di perjamuan itu;
padaku

dan kali ini kau hadapkan aku pada jalan tiga simpangan
dimana setiap ujungnya, bisa sudah kulihat dari tempat aku berdiri;
adalah kesakitan, kekecewaan, dan amarah

ya,
amarah..
kekecewaan..
ataupun kesakitan..

dan di akhir kesemua itu,
seperti biasa,

paras paras itu kembali menari dalam barisan mega mega


;3-stya-1;

mbak, aku kluar

waktunya berburu.
karena bulir darah darah segar di kepala mareka tak sabar menunggu.

saatnya bangkit.
sebelum aroma aroma kantuk mulai menjangkit.

hari baru saja di mulai beberapa menit yang lalu.
udara dingin, tangisan anak tetangga mulai menyadarkan itu.

saatnya bersetubuh di antara gersang trotoar, gemuruh mesin, jalang lalu-lintas, jua bau selokan selokan kota.

"mbak, aku metu sek. omah ojo di kunci, ngko paling aku balik"

kakakku mengangguk lalu menutup pintu, dan memadamkan lampu depan.



;3-setya-1;

tentang tangisan bunga

buat Komo; "tentang tangisan Bunga"


petang itu, tangisan serupa suara Mortred atas panah Medusa
sampai terdengar di kolong meja kedai tempat pak tua menghabiskan anggurnya.
ketika ia hendak pulang, menujukan sadarnya atas kemabukannya sesaat lalu. singgahlah sesosok Mirana bermata empat, menyuarakan kabar pada pak tua bahwa kuntum bunga kesayangannya kini tengah berembun di atas bukit.

"mengapa demikian?" pak tua tak dapati maksudnya.
"bunga tengah menangis di karenakan sebagian akar pohonnya tak dapat lagi memberinya air." kata Mirana yang kemudian menjadi bayang maya lalu hilang terbawa angin.

seketika pak tua mengambil tongkat penyangga tubuhnya,
"aku akan berjalan ke bukit itu"
namun belum sempat kaki melangkah, seekor bebek tertawa lantas berkata;

"hendak kemana kau pengantar bunga?"
"apa kau pikir dengan kedatanganmu akan menyegarkan kembali putik bunga itu?"
"bukankah disana kau serupa Magina yang terhantam boomerang Jahrakal?"

pak tua terdiam, lalu kembali duduk dan meletakkan tongkatnya di atas kepala bebek itu.
.
.
.
.
.
.
namun ketika air sungai mulai tehangatkan oleh cahaya fajar, pak tua bertekad mendaki bukit itu, kali ini ia tidak menggunakan tongkatnya. ia tak inginkan adanya api Luna keluar dari mulut bebek jika ia mengambil tongkatnya. ya ia merangkak serupa N'aix menuju bukit itu.

sampailah pak tua di atas, didapatinya ibanya melihat bunga yang di kaguminya kini hampir layu dan dipenuhi derasnya aliran aliran embun. namun tak lama rasa itu menari dalam cakrawala hatinya.

tanpa tanda tanda, suara tepakan tepakan, Centaur datang. menawarkan amarah pada pak tua. bersamaan dengan tawaran itu, diacungkannya kapaknya ke arah pemuda yang diam berteman secangkir air, duduk di atas nisan. masih dalam amarah, tiga rangkakan kaki pak tua. lantas bertanya;

"anak bodoh, sudah berapa lama kau disitu?"
"dua malam" jawabnya
"sadarkah kau atas kebodohanmu?"

pemuda itu mengerutkan dahinya.

"mengapa kau tak tuangkan air putih di cangkirmu pada bunga ini hah..?"

pemuda berkata;
"maafkan aku pak tua, namun apa kau pikir dengan menyiramkan air ini, sang bunga akan merona lagi? kematian akarnya adalah sebuah konstanta Tuhan, dan nampaknya sang bunga coba pungkiri itu sampai ia hampir layu, dan akhirnya layu. itu bukan salahku" lalu pemuda itu malah meminum air itu dan kembali duduk.

pak tua yang pengantar bunga. mendakati bunga, berkata dengan bisikan lirih;
"wahai keindahan, bahkan embun yang kini mengaliri wajahmu tak dapat lunturkan ayumu, ketahiulah wahai keindahan. biarlah hidup berjalan lagi adanya! tapi jika kini kini kau ingin menangis, maka menangislah! tak usah ragu. pemuda di nisan itu akan menjagamu sementara waktu."

maka bunga itu menangis. tangisan serupa kematian Mortred atas panah Medusa
sampai terdengar di kolong meja kedai tempat pak tua akan menghabiskan anggurnya.



; 3-stya-1 feturing heroe's DOTA ;

sore ini

Bias cahaya cahaya itu, membangunkan aku yang masih letih.
Seyogyanya segera ku cahari trempolong berlubang itu.
Dan aku harus bersuci

dan sekarang, masih seperti dulu;
bahwa bias cahaya itu, membangunkan aku yang masih letih.


;3-stya-1;

tanpa sebuah alasan

kadang akupun harus menjadi jurang terjal
karena aku terlalu mencintai gunung
hujaunya membuatku lupa warna hitam

tapi tidak..!!

kadang aku harus menjadi arang hitam
karena aku terlalu mencintai api
medan asapnya menerjang sampai melumuri mukaku
sampai temanku mengiraiku, adalah orang lain

tapi tidak..!!

dan kadang aku harus menjadi orang lain
karena aku mencintaimu
akan tetapi tak ada kalimat yang ku pertebal..


;3-stya-1;

harmoni yang kunikmati

Hembusan angin, suara musik meja, srta gurauan2 kaku..sbuah harm0ni hari yg saat ini pun menjejali stiap syaraf otak kiri.

Huh, permenku tlah habis..
Saat itu pula, jg lamunanku.

Kesadaranku: bhwa d depan mata , papan tulis dipenuhi deretan huruf, cerita masa lalu.
Bagaimana mungkin kutulis?

Tanganku terlalu lemah, tuk menggenggam senapan tinta.
Sementara otakku telah ter'kotak-kotak
tak ubahnya ubin kelas yg ter'injak-injak

belum sempat berbenah,
setan-setan dengan mahirnya menyuguhkan rayuan tuk sejenak lari dari kenyataan.
Dapatkah ku pungkiri adanya?

Yg jelas, ragaku masih tertahan kaku, di atas meja dan bangku,

..yang juga kaku


;3-stya-1;

hitam putih temanku, untukku

1. aan: dari dia aku bisa belajar bgaimana cara menahan diri dari kejengkelan2ku thd org lain.

2. yunus: mengajarkan aq bgaimana cara merawat diri yg baik (bkn dandan lho), dia msti bilang, "cah lanang yo cah lanang, tp yo ojo kemproh, nak kw kemproh kwe tambah mbladuz, resik wae jek ketok mbladus oq". anjriiittt..he.

3. widya: darinya aq mengerti ttg pola hidup sehat, aq dsuruh ikud fitnes "sesok latihane press wae, mbentuk dodo sek, sesok'e neh baru bahu, jolali pola makanmu dijogo", dilarang bgadang "nag kwe melek mbengi trus, delok'o sesok, sekolahmu telat, awakmu pegel2 kbeh, ojo nuruti game online trus..!!"

4. yudha: dia ngasih tau aq cara berbicara yg baik antara dg ortu, temen ce, temen co, bhkan musuh. orang ini kaya sales, sekali ngomong org2 pd tertarik. "mulane to wan, nak pengen di ajeni wong liyo, ajenano wong liyo sek, senajan wong kwi musuhmu dewe. ojo di sengaki, omongi alus wae, insya Allah wong liya ngajeni kwe"

5. bang wawan: bang wawan, aku gag begitu tahu banyak, tapi yang aku tahu, dia adl org yang menghargai teman2 yg lbih muda dari dia. conto teman yg baek.

6. dani: walaupun iq nya di bwh 50. tapi dani trmasuk org yg sangat sabar, gag cepet marah. sabarnya perlu di bajak, iq nya jgn...

7. ade, adit,kamcus, mas rangga, mas puput, mas fais,shadat, pak dhe. bukannya mereka ngga ad sifat yg bsa ditiru, cuma aq belum nemu aj, tp yg jelas, orang2 trsbut menjadi pewarna tatkala hari2ku diisi dg hitamnya kekesalan, kesendirian, kecemasan, dari msalah2 yg tmbul baik dari dalam maupun dari luar..

kesimpulan: AKU MASIH BERUNTUNG

berteduh dari gemuruh

Hujan sore itu...

Ah...belum reda juga. Suara pasukan titik air masih riang di atap seng yg termodivikasi oleh waktu.
Angin kencang, hujan deras, dan listrik padam; bak trio biduan yang piawai melambungkan syahwat setiap penontonnya.

Sesaat aku tersadar, celana pendekku telah basah dibarengi dengan noda-noda lumpur.
Hmm...biasa..

Dan akupun menikmatinya, sembari ditemani sony ericsson berbalut plastik bening.
Hape amfibi: pkirku.

Bukan takut, namun cemas, dikala:

Hujan sore itu..



;3-stya-1;

karena sebelumnya

aku mulai mencangkul
atas tanah yang telah tercangkul
karna ku melihat

aku mulai melantunkan atas kidung-kidung
atas nada-nada yang telah terlantun
karna aku mendengar

aku hanya menuiskan
atas apa yang aku lihat dan aku dengar
bukan? itu bukan tulisanku

dan ini?
mungkin...
mngkin ini pikirku
mungkin ini rasaku
tanpa aku melihat dan mendengar,
terlebih dulu


;3-stya-1;

semalam dengan malam

Malam telah melantunkan nyanyian-nyanyian alam dalam angin,
aku hanya terpejam, dan trsenyum, lalu mengigau

"begitu dingin (sejuk) nyanyianmu wahai sang malam
tak biasa aku mendengarnya,
aku yg biasa mendengar teriakan suara-suara parau para siluman kelelawar di depan layar komputer dan terlena olehnya"

tiba-tiba aku di sadarkan dengan auman dua ekor kucing, berkelahi.
mereka sedang mempertaruhkan haknya atas segelintir duri ikan gurame.

aku berkata padanya
"hey kucing2 busuk, janganlah kalian berkelahi"

lalu salah satu kucing menjawab
"maafkan aku wahai manusia, aku tlah lancang, menggunakan caramu dalam segala urusan2ku"

aku terdiam sejenak
namun hati kecilku memaksaku untuk tersenyum mendengar jawab itu, karena memang benar adanya.

"ah persetan", pikirku.

Aku kembali pada sang malam yang sejak tadi juga mendengar omong kosongku dengan kucing-kucing busuk itu

aku kembali di dendangkan nyanyian-nyanyiannya, namun kini lebih menyentuh karena dibarengi dengan kokokan ayam jantan,

mahasuara, mahasuasana.

Aku terlelap,
hingga kudapati,
pertemuanku dengan fajar adalah perpisahanku dengan mereka....


;3-stya-1;

ketika

pesta di rumah tak bertuan
5 laki laki 3 perempuan

4 btol congyang sebagai minuman
11 plastik kacang garuda jadi cemilan

1 dari 3 jalang itu, datang
menawarkan senyuman,
bukan sapaan,
namun tantangan.

pantat di depan mata,
sedikit aroma djarum yang terdominasi casablanca
birahi sampai kepala,
teguh terbangun dari mimpi,
dalam kamar yang dirasa cukup pengap.

sanggupkah menahan..??

tp,aku laki-laki.


;3-stya-1;